Sunday, August 10, 2008

hitsuke.blogspot.com

CINTA PURA-PURA


Pernahkah kamu jatuh cinta pada seseorang ? Saat lagi jatuh cinta pada seseorang, pasti kamu bakal memujinya setinggi langit, ingin bisa mendekatinya, dan terus mengejarnya sampai ke ujung dunia sekalipun. Nah jika pucuk dicinta ulam tiba, artinya orang yang kamu cintai sudah berada di dekatmu dan sudah menangkap sinyal cinta dari kamu, pastinya kamu ingin terus berada di sampingnya terus, mau tidur, mau makan yang ada kebayang terus ma wajahnya, seolah langit mendadak gelap bila kamu nggak melihat wajahnya.


Padahal nich, orang yang kamu cintai itu belum tentu merasakan hal yang sama. Bisa jadi cuma perasaan cintamu yang kelewat batas, sampai-sampai kamu nggak bisa merasakan apakah cinta itu berbalas atau hanya bertepuk sebelah tangan.

Buat kamu-kamu yang lagi jatuh cinta nich, kalau nggak hati-hati, bisa terjebak pada lingkaran sandiwara cinta. Memang sich, cinta nggak kenal logika, tapi para pelakunya kan di anugerahi dengan akal dan pikiran, so para pecinta (lovers)lah yang harus punya logika. Bisa aja kan si-dia pura-pura membalas cinta karena ada maunya.


Mungkin ada target lain yang ingin di capai, misalnya ingin numpang hidup, numpang makan gratis, numpang beken, ingin ikut nebeng kendaraan kita atau ada rasa ingin di anggap hebat oleh teman-temannya karena bisa naklukin kamu, pokoknya ingin ikut yang manis-manis yang bisa nyenengin hatinya. Bisa saja kan kalau yang manis-manis sudah didapat cintanya pun terbang melayang ke langit tujuh lalu hilang lenyap ditelan bumi. Seperti kata pepatah, Habis Manis sepah dibuang. Tingalah derita batin yang perihnya tiada terkira. Eit, bukannya Aku menyuruh kalian untuk su’udzon sama pasangan lho ya, tapi berhati-hati dan menjaga diri kan sah-sah saja.


Jatuh cinta itu bisa jadi penyakit dan yang paling parah jadi penyebab fenomena bunuh diri karena salah arah dalam mencinta. Jatuh inta pada orang yang salah parah sekali akibatnya. So, sesuatu yang tampak manis dan belum tentu bermanfaat dan mendatangkan keindahan. Salah-salah malah bisa mendatangkan petaka.


Menurut salah seorang Psikoklog, banyak pasangan yang mengalami cinta yang hambar karena suasaana batin yang tidak sama meskipun mereka berdekatan. Yang satu merasa berada dalam suasana batin yang lembut, tetapi yang lain merasa tertekan dan tidak tentram. Ketimpangan perasaan semacam itu kadang disebabkan karena cinta sepihak. Misalnya, si A begitu menaruh perhatian pada si B, tetapi B tidak perduli dengan perhatian si A.Si B merasa tinggi hati karenamerasa dicintai oleh si A lantas ia bersikap semaunya.


Seseorang bisa saja bilang “I Love You... Cuma kamulah satu-satunya orang yang kusayangi, kamulah belahan jiwaku” uweeeekk cuih!! Pada kenyataannya seseorang tidak selalu berkata jujur. Kata-kata cinta bisa saja cuma penghias bibir.


Percintaan membutuhkan modal batin berupa perhatian dan kekaguman pada orang yang dicintai. Cinta sejati adalah perhatian yang senantiasa memancarkan kebahagiaan, baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Cinta sejati tidak akan membuahkan penderitaan. Untuk mewujudkan cinta sejati butuh PROSES dan BUKTI.


Mencintai berarti mengagumi dengan hati. Mengagumi berarti mencintai dengan pikiran. Kekaguman itulah yang kerap hadir pada masa-masa awal jatuh cinta, akan tetapi memudar seiring dengan berjalannya masa pacaran.Hal itu bisa terjadi karena kekaguman lebih banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor lahiriah. Dengan kata lain, ketika kita mengaggumi seseorang berarti kita mengakui kelebihan orang lain.


Bumbu cinta yang lain adalah pujian. Hampir sama dengan kekaguman namun pada hakikatnya berbeda. Implementasinya, ketika kita memuji seseorang berarti kita ingin seperti sosok yang kita puji tapi kita sendiri merasa kurang mampu untuk bisa bersaing dengannya. Pujian yang tulus mampu membesarkan hati, namun sebaliknya pujian yang culas tidak akan menghasilkan apa-apa.


Nah bisa jadi orang yang kita cinta Cuma membual saja. Kata-kata cintanya hanya gombal robek dan mantara cintanya hanya jadi penghias bibir dan sama sekali tidak keluar dari dasar hati. Itulah sebabnya perasaan cinta yang pada awalnya meluap-luap tiba-tiba berubah menjadi benci.


Cinta dan kasih sayang adalah soal perasaan. Cinta yang berlebihan bisa membutakan karena seseorang yang sedang jatuh cinta cenderung terobsesi sampai melupakan realitas. Cinta bisa luntur sewaktu-waktu. Hanya orang yang memiliki kepribadian matang yang mampu mempertahankan jalinan cinta meskipun badai tsunami menerjang, ia akan tetap bersikukuh untuk tidak berkhianat. Artinya, cinta yang benar-benar dibina dan dilandasi oleh kesetiaan dan tanggung jawablah yang mampu menerima kekurangan dan kelebihan masing-masing.


Kepribadian yang belum matang tidak akan mampu bersikap demikian. Ia cenderung hanya mau menerima kelebihan pasangannya saja dan tidak mau menerima kekurangan dari pasangan. Cinta yang demikian adalah cinta pura-pura.


Cinta palsu hanya tyercermin berdasarkan pemantulan dan kompensasi kebutuhan jasmani, dan cinta atas dasar penjajahan serta perampasan psikologis.