Dewasa ini sudah tidak asing lagi ditengah-tengah masyarakat yang kebanyakan adalah orang-orang muslim dengan berbagai cara melakukan perbuatan yang mengarah kepada penganiayaan diri sendiri dan bahkan ada yang sengaja bunuh diri. Dimana semua tingkah polah orang-orang yang berbuat sedemikian sulit untuk diterima oleh akal sehat, apalagi oleh orang-orang yang beriman. Mereka yang melakukan penganiayaan terhadap diri mereka sendiri sebenarnya melakukannya dengan cara sadar namun sebenarnya mereka sangatlah bodoh, karena sama sekali tidak ada manfaat yang diperoleh didalamnya kecuali kemudharatan yang mungkin akan dirasakan secara berkepanjangan. Penganiayaan terhadap diri sendiri di dalam syari’at islam dikenal pula dengan sebutan mendzalimi diri sendiri. Banyak contoh yang dilakukan orang-orang yang sengaja menganiaya diri sendiri misalnya melakukan demonstrasi mogok makan, menjahit mulut atau bibir. Ada pula dalam rangka menunjukkan penampilan atau kecantikan diri dengan menindik bibir, hidung dan lain sebagainya.
Dzalim
Para ulama mendefinisikan dzalim sebagai: “Menempatkan sesuatu bukan pada tempatnya." Sedangkan definisi orang dzalim (menganiaya dirinya sendiri) ialah orang yang lebih banyak kesalahannya daripada kebaikannya. Menurut Al-Alusi, menganiaya diri sendiri sebagai perbuatan dosa amat sesuai dengan fakta. Adzab yang dijatuhkan kepada manusia sesungguhnya merupakan balasan terhadap perbuatan dosa manusia. Sehingga, ketika seseorang melakukan perbuatan dosa, hakikatnya dia telah menganiaya dirinya, yakni menjatuhkan dirinya sendiri kepada siksa-Nya. Allah Swt berfirman:
"Dan Kami tidaklah menganiaya mereka tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri, karena itu tiadalah bermanfaat sedikitpun kepada mereka sembahan-sembahan yang mereka seru selain Allah, di waktu azab Tuhanmu datang. Dan sembahan-sembahan itu tidaklah menambah kepada mereka kecuali kebinasaan belaka." (QS. Huud : 101 )
Para pelaku dosa sebagai orang yang-orang yang mendzalimi diri mereka sendiri terdapat dalam beberapa ayat, antara lain firman Allah :
"Dan Kami tidak mengutus seseorang rasul melainkan untuk dita'ati dengan seizin Allah. Sesungguhnya jikalau mereka ketika menganiaya dirinya datang kepadamu, lalu memohon ampun kepada Allah, dan Rasulpun memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang." ( QS. An Nisaa : 64 )
Para pelaku dosa sebagai orang yang-orang yang mendzalimi diri mereka sendiri terdapat dalam beberapa ayat, antara lain firman Allah :
"Dan Kami tidak mengutus seseorang rasul melainkan untuk dita'ati dengan seizin Allah. Sesungguhnya jikalau mereka ketika menganiaya dirinya datang kepadamu, lalu memohon ampun kepada Allah, dan Rasulpun memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang." ( QS. An Nisaa : 64 )
Dari pengertian dzalim tersebut diatas, maka mendzalimi diri sendiri berarti adalah melakukan suatu perbuatan yang diarahkan pada dirinya sendiri namun perbuatan tersebut bukan pada tempatnya dilakukan. Kedzalimin terhadap diri merupakan suatu perbuatan atau tindakan yang kejam bahkan bengis, keji dan hina yang menyebab timbulnya kesengsaraan pada diri sendiri. Intinya adalah bahwa perbuatan dzalim itu adalah termasuk semua perbuatan yang dilarang oleh syari’at sehingga ia merupakan perbuatan dosa.
Dicontohkan dalam Al-Qur’an ayat yang menggambarkan tentang perbuatan dzalim pada diri sendiri yaitu orang yang mempunyai sifat angkuh sebagaimana firman Allah :
"Dan dia memasuki kebunnya sedang dia zalim terhadap dirinya sendiri [882]; ia berkata: "Aku kira kebun ini tidak akan binasa selama-lamanya", ( QS. Al Kahfi: 35 )
Beberapa Dalil Mengenai Perbuatan Menganiaya (Dzalim ) Terhadap Diri Sendiri
Perbuatan dzalim terhadap diri sendiri disebutkan dalam beberapa ayat Al-Qur’an yang merupakan dalil bahwa perbuatan dzalim pada diri sendiri dilarang oleh Allah. Di dalam Al-Qur’an disebutkan ada 13 ayat yang menyinggung tentang perbuatan menganiaya ( dzalim ) terhadap diri sendiri, antara lain dikutipkan beberapa ayat sebagai berikut :
Firman Allah subhanahu wa ta’ala :
1. Surah Al Baqarah (2) ayat : 54
وَإِذْ قَالَ مُوسَى لِقَوْمِهِ يَا قَوْمِ إِنَّكُمْ ظَلَمْتُمْ أَنفُسَكُمْ بِاتِّخَاذِكُمُ الْعِجْلَ فَتُوبُواْ إِلَى بَارِئِكُمْ فَاقْتُلُواْ أَنفُسَكُمْ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ عِندَ بَارِئِكُمْ فَتَابَ عَلَيْكُمْ إِنَّهُ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ
"Dan (ingatlah), ketika Musa berkata kepada kaumnya: "Hai kaumku, sesungguhnya kamu telah menganiaya dirimu sendiri karena kamu telah menjadikan anak lembu (sembahanmu), maka bertaubatlah kepada Tuhan yang menjadikan kamu dan bunuhlah dirimu. Hal itu adalah lebih baik bagimu pada sisi Tuhan yang menjadikan kamu; maka Allah akan menerima taubatmu. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang."
2. Surah Al Baqarah ( 2 ) ayat 57 :
وَظَلَّلْنَا عَلَيْكُمُ الْغَمَامَ وَأَنزَلْنَا عَلَيْكُمُ الْمَنَّ وَالسَّلْوَى كُلُواْ مِن طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ وَمَا ظَلَمُونَا وَلَـكِن كَانُواْ أَنفُسَهُمْ يَظْلِمُون
"Dan Kami naungi kamu dengan awan, dan Kami turunkan kepadamu "manna" dan "salwa" [53]. Makanlah dari makanan yang baik-baik yang telah Kami berikan kepadamu; dan tidaklah mereka menganiaya Kami; akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri."
Firman Allah subhanahu wa ta’ala :
1. Surah Al Baqarah (2) ayat : 54
وَإِذْ قَالَ مُوسَى لِقَوْمِهِ يَا قَوْمِ إِنَّكُمْ ظَلَمْتُمْ أَنفُسَكُمْ بِاتِّخَاذِكُمُ الْعِجْلَ فَتُوبُواْ إِلَى بَارِئِكُمْ فَاقْتُلُواْ أَنفُسَكُمْ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ عِندَ بَارِئِكُمْ فَتَابَ عَلَيْكُمْ إِنَّهُ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ
"Dan (ingatlah), ketika Musa berkata kepada kaumnya: "Hai kaumku, sesungguhnya kamu telah menganiaya dirimu sendiri karena kamu telah menjadikan anak lembu (sembahanmu), maka bertaubatlah kepada Tuhan yang menjadikan kamu dan bunuhlah dirimu. Hal itu adalah lebih baik bagimu pada sisi Tuhan yang menjadikan kamu; maka Allah akan menerima taubatmu. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang."
2. Surah Al Baqarah ( 2 ) ayat 57 :
وَظَلَّلْنَا عَلَيْكُمُ الْغَمَامَ وَأَنزَلْنَا عَلَيْكُمُ الْمَنَّ وَالسَّلْوَى كُلُواْ مِن طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ وَمَا ظَلَمُونَا وَلَـكِن كَانُواْ أَنفُسَهُمْ يَظْلِمُون
"Dan Kami naungi kamu dengan awan, dan Kami turunkan kepadamu "manna" dan "salwa" [53]. Makanlah dari makanan yang baik-baik yang telah Kami berikan kepadamu; dan tidaklah mereka menganiaya Kami; akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri."
3. Surah An Nisaa ayat 110 :
وَمَن يَعْمَلْ سُوءًا أَوْ يَظْلِمْ نَفْسَهُ ثُمَّ يَسْتَغْفِرِ اللّهَ يَجِدِ اللّهَ غَفُورًا رَّحِيمًا
"Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
Selain banyaknya ayat Al-Qur’an yang membicarakan tentang menganiaya ( mendzalimi ) diri sendiri, hadits dari Rasulullah juga membicarakannya, antara lain sebagai berikut :
1. Hadits riwayata Abu Daud
2.Hadits riwayat Tirmidzi
Ancaman Terhadap Orang-orang Yang Melakukan Perbuatan Dzalim
Allah SWT telah mengingatkan dalam Al Qur’an bahwa setiap perbuatan yang dilakukan oleh manusia akan mendapat balasan dari-Nya, sebagaimana firman-Nya:
"Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula." (QS. Az Zalzalah : 7-8 )
Sesungguhnya Allah Swt sangat tidak menyukai terhadap perbuatan dzalim, perhatikan firman-Nya:
Dan perhatikan juga firman-Nya yang lain:
"Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, maka barang siapa mema'afkan dan berbuat baik maka pahalanya atas (tanggungan) Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang zalim." (QS.Asy-Syuura:40 )
Perbuatan Yang Dikatagorikan Sebagai Perbuatan Dzalim ( Aniaya ) Terhadap Diri Sendiri
Sesuai dengan keterangan-keterangan dari beberapa ayat Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah SAW, maka sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang termasuk dalam katagori menganiaya ( dzalim ) terhadap diri sendiri cukup banyak, antara lain dapat dikemukan beberapa contoh kecil sebagai berikut :
1. Melakukan berbagai tindakan penganiayaan atau penyiksaan terhadap fisik terhadap anggota batang tubuhnya secara sengaja sehingga yang bersangkutan merasa tersiksa dan kesakitan yang membawa penderitaan baik dalam jangka waktu pendek atau relatif berkepanjangan dan bahkan menyebabkan kematian. Seperti misalnya memukul, melukai anggota tubuh, menjatuhkan diri dari tempat ketinggian atau melakukan perbuatan bunuh diri dengan cara gantung diri, menceburkan diri, membakar diri dan lain-lain sebagainya.
2. Melakukan berbagai tindakan yang secara tidak langsung dapat berdampak buruk bagi diri sipelaku, karena perbuatan yang dilakukannya tersebut menyebabkan timbulnya penderitaan baik fisik maupun mental, meskipun perbuatan tersebut dilakukan bukan bertujuan untuk menimbulkan kemudharatan bagi dirinya. Bahkan perbuatan yang dilakukannya sebenarnya bertujuan untuk memperoleh kesenangan belaka. Tetapi akhirnya membuat kesengsaraan. Banyak sekali contoh perbuatan yang dilakukan oleh orang-orang yang pada awalnya sekedar untuk bersenang-senang memperoleh kenikmatan atas perbuatannya namun berakhir kepada kemudharatan, antara lain :
- Meminum Khamer (minuman keras), mengkonsumsi narkoba, merokok, mengkonsomsi makanan halal secara melampaui atas, begadang sampai larut malam.
- Mengendarai motor ugal-ugalan dengan kecepatan tingi dan balapan liar
- Bermain dengan meniru-niru orang-orang yang sudah professional seperti panjat tebing, olah raga terjun payung, terbang laying
- Bermain-main dengan senjata, bermain-main dengan petasanan
3. Melakukan demonstrasi dengan mogok makan, aksi jahit mulut, membakar diri dengan maksud agar tuntutannya mendapat perhatian atau dipenuhi.
4. Tidak mau melaksanakan perintah-perintah yang diwajibkan oleh Allah Swt seperti sholat fardu dan sunah, tidak berpuasa, tidak membayar zakat, tidak melakukan ibadah haji padahal mempunyai kemampuan, tidak mau melakukan amal kebajikan. Akibat enggan melaksanakan perintah-perintah yang diwajibkan tersebut maka dosa yang diperoleh.
5. Melakukan berbagai perbuatan yang dilarang karena mengikuti hawa nafsu dan godaan syaitan sehingga diri diliputi dengan banyaknya dosa sebagai akibat melakukan berbagai ragam kemaksiatan, berupa zinah, mencuri, berjudi, menipu serta sifat-sifat tidak terpuji lainnya .
6. Melumuri diri dengan sifat-sifat tidak terpuji seperti iri dan dengki (tidak suka melihat kebahagiaan orang lain), angkuh dan sombong, ujub, riya, takabbur, tinggi hati, mau menang sendiri, melakukan fitnah (menuduh), buruk sangka, bermuka dua, suka berdusta dan berbagai macam penyakit hati lainnya yang menimbulkan dosa.
Kedzaliman yang dilakukan oleh seseorang yang dilakukannya terhadap dirinya sendiri sesungguhnya adalah sebuah perbuatan yang tidak layak dilakukan karena yang bersangkutan telah melakukan sesuatu yang tidak pada tempatnya dan bertentangan dengan rasa keadilan dan hati nuraninya. Sehingga seyogyanya kedzaliman tersebut tidaklah perlu dilakukan mengingat keharamannya. Sedangkan apabila seseorang telah merasa berbuat kedzaliman pada dirinya sendiri maka segeralah bergegas meminta ampun dan bertaubat. Sesungguhnya perbuatan dzalim itu merupakan perbuatan yang dilaknat Allah, karena perbuatan dzalim kepada diri sendiri itu hanyalah mendatangkan kemudharatan dan tidak akan sedikitpun mendatangkan kemaslahatan. Untuk itu bagi siapa saja yang suka berbuat dzalim pada dirinya sendiri dengan melakukan berbagai perbuatan yang diharamkan oleh syari’at segera menghentikan kebiasaan yang buruk tersebut
Sumber : http://musnijaprie-alpasery.blogspot.com/2012/01/larangan-menganiaya-diri-sendiri_4122.html
No comments:
Post a Comment