Memasuki usia yang "cukup" , banyak diantara kita yang mungkin sudah
tidak sendiri lagi. Sudah ada seorang Pria atau Wanita yang mendampingi
kita. Namun apakah persahabatan harus terhenti ketika kita memutuskan
untuk mengakhiri masa sendiri kita? Tentu saja jawabnya "Tidak". Akan
tetapi berbicara mengenai masalah persahabatan dengan lain jenis jika
tidak menjaga etika dan batas-batas syariat sangat riksan berkembang
menjadi "perselingkuhan". Secara naluri, setiap wanita yang sudah
berumah tangga pasti akan merasakan kekecewaan dan bahkan tersakiti oleh
sesuatu yang bernama perselingkuhan tersebut. Selingkuh bukan berarti
suami memiliki pacar atau orang spesial diluar sepengetahuan istrinya,
tetapi juga bersahabat dengan teman wanitanya tanpa ada batasan-batasan
yang sesuai dengan syariatnya.
Menjalin persahabatan dengan lawan
jenis memang bukanlah suatu perkara yang dilarang atau diharamkan,
karena dalam pergaulan dan bersosialisasi pastinya ada interaksi antara
laki-laki dan perempuan. Namun jika yang menjadi sahabat kita adalah
pria yang sudah beristri, tentulah kita harus menjaga sikap dan beretika
sesuai dengan aturannya.
Bagi para remaja yang masih sangat
idealis dengan pemikirannya pasti akan melontarkan pertanyaan,
'bagaimana jika persahabatan itu sudah terjalin bertahun-tahun, bahkan
kita sudah bersahabat sebelum dia mengenal istrinya?' Apapun alasannya,
semuanya tetap akan berubah ketika sahabat pria mu itu telah mempunyai
istri. Semua tidak lagi sama dan akan berbeda dari sebelumnya.
Nah perlu pembaca Kompasiana ketahui, terutama bagi yang masih single dan masih sangat idealis yang mungkin belum tahu bagaimana perasaan seorang wanita ketika suaminya chatting-an
yang menurutnya tidak penting-penting banget dan di waktu yang tidak
tepat, bahwa sebenarnya tidak ada persahabatan intens lawan jenis
setelah adanya sebuah pernikahan. Karena tidak pantas lagi jika kamu
membutuhkan pertolongan sahabatmu setiap kali ada masalah atau sedang
kesepian dengan sering menghubungi atau menelponnya, menemuinya,
memintanya untuk datang membantumu. Yaah, walaupun sekedar online
bareng atau telponan. Kalo ga penting-penting amat mendingan jangan
deh, percayalah ada hati yang tersakiti dibelakang sikap atau chatting-anmu itu
Dalam
agama apapun pasti ada batasan-batasan pergaulan antara laki-laki dan
perempuan terutama bagi yang sudah berkeluarga demi menjaga keutuhan dan
keharmonisan rumah tangga. Berikut adalah beberapa hal terkait etika
yang sebaiknya dijaga ketika bersahabat dengan pria yang sudah beristri :
Berhubungan Intens di Ruang Chatting, meskipun secara fisik tidak berduaan dengan jarak yang dekat, tetapi berduaan di ruang chat baik BBM, WhatsApp, Messenger, Line
dan lain sebagainya juga memiliki bahaya yang sama. Sama seperti halnya
ngobrol berdua tanpa ada pihak ketiga. Sehingga hal ini sangat
berbahaya, terlebih jika setiap kali chat, segera end chat agar tidak diketahui orang lain terutama pasangannya. Hal ini akan menimbulkan banyak kecurigaan dan negative thinking.
Berbeda jika isi atau topik pembicaraan seputar pentingnya pekerjaan,
ilmu, tugas, dan sebangsanya itu diperbolehkan . Tetapi jika hanya
sekedar iseng, say hello, bersenda gurau, sekedar membalas PM (Personal Message)
di sosmed atau saling balas-balasan komentar, yang pada akhirnya
berujung pada kenyamanan dan ketergantungan haruslah dihindari. Jika
suatu hari istrinya mengetahui hal itu, pasti akan sangat melukai
hatinya dan menghilangkan kepercayaannya pada kita dan suaminya. Karena
kita ataupun suaminya telah merusak kepercayaannya. Sehingga hal itu
akan berdampak buruk kepada kita sendiri.
Tidak Sering Berduaan, di
dalam ajaran Islam, berduaan dengan lawan jenis yang bukan mahramnya
saja itu dilarang dan berdosa, apalagi berduaan dengan lawan jenis yang
sudah berstatus suami orang. Jangan mentang-mentang kita telah
bersahabat sejak kecil dan sudah terbiasa seperti kakak-adik, sudah
sangat nyaman dalam urusan ngobrol, jalan berdua, kemana-mana berdua
sampai terbiasa gelendotan, INGAT, ketika sahabat pria mu sudah menikah,
berarti kita sebagai sahabatnya harus sadar diri dan wajib merubah
segala sikap yang dapat menimbulkan fitnah dan dosa. Sadari bahwa
istrinya sudah pasti merasa tidak nyaman dengan kedekatan kalian berdua,
apalagi dalam Islam pun memang dilarang melakukan khalwat dengan yang bukan mahromnya. Dan tidak ada persahabatan antara laki-laki dan perempuan dengan kedekatan yang cukupintens kecuali di dalamnya terdapat benih-benih rasa.
Berbicara dan Berbusana Sopan,bagi
sebagian orang mungkin hal wajar jika berbicara lembut, manja, dan
berbusana seksi. Namun tidak bagi seorang Muslimah, atau seorang wanita
yang berakhlak. Jika berbicara atau ngobrol bersama laki-laki (sahabat
atau suami orang) hendaknya jangan bernada yang dapat menimbulkan daya
tarik terutama juga penampilan dan gaya busana. Hal ini perlu
diperhatikan. Jangan sampai semua hal itu merusak pikiran laki-laki yang
sedang bersama dengan kita. Tidak ada pengecualian kepada sahabat.
Siapapun itu, jika dia termasuk makhluk yang bernama laki-laki, jaga
sikap dan bicara kita. Karena sikap, busana dan cara berbicara kita
mencerminkan "kelas kepribadian" kita, peperti pepatah jawa mengatakan "Ajining diri dumunung aneng lathi, ajining raga ana ing busana"
Jaga Jarak, menjaga
jarak seperti mengurangi intensitas kedekatan bukan berarti harus
dengan sikap bermusuhan. Yang benar adalah mengurangi frekuensi
pertemuan yang tidak terlalu penting, mengurangi komunikasi, senda
gurau, jalan bareng dan jangan ada lagi pertemuan yang hanya berdua
saja, juga tidak ada lagi kirim-kirim pesan baik secara
sembunyi-sembunyi ataupun terang-terangan. Hal ini bukan berarti
bermusuhan, melainkan menghentikan total bentuk-bentuk hubungan yang
bersifat intim dan pribadi. Jika ada waktu yang tepat untuk bertemu,
maka ajaklah istrinya untuk ikut bergabung. Tidak ada lagi kesempatan
hanya untuk kita, meskipun bersama dengan teman-temanyang lainnya.
Karena saat ini sudah ada penghalang antara kita dengan sahabat pria
kita.
Foto Berdua, secara etika, foto berduaan
antara wanita dan pria yang sudah beristri, apalagi dengan gaya yang
sangat akrab tentu saja akan menyakiti perasaan istrinya. Hal yang cukup
terlihat sepele namun ini tidak mustahil dapat meretakkan keharmonisan
rumah tangga sahabat pria kita.
Hormati dan Hargai Istrinya Dengan Menjaga Sikap, komitmen
dalam pernikahan itu bukanlah perkara main-main. Bila sahabat pria itu
masih menghubungi kita, mengajak jalan atau sekadar makan bareng berdua,
itu artinya kita harus mulai membatasi hubungan persahabatan dengannya.
Bagaimana pun kita harus menghormati dan menjaga perasaan istrinya.
Terlebih bila istrinya sudah mengetahui persahabatan kalian. Hindari
berbuat hal yang bisa membuat istrinya curiga dan berprasangka buruk
melihat keakraban kita dengan suaminya. Dan jika kita masih single, jika sering terllihat jalat berdua dengan sahabat pria kita akan menjauhkan kita dari jodoh yang baik.
Dekatilah IstrinyaKatanya sahabat pria itu lebih mengasyikkan, lebih asyik diajak ngobrol, lebih seru diajak hang out,
lebih nyaman diajak curhat dan lain sebagainya. Namun ingatlah ketika
ia telah beristri, itu tandanya kitajuga harus mendekati istrinya.
Mendekati istrinya disini bukan dengan maksud "menusuk" dari belakang
lho, karena banyak terjadi dengan alih-alih sahabat tetapi ternyata lima
tahun kemudian akhirnya mengantikan posisi istrinya (naudzubillahminzalik).
Mendekati istrinya yang disini yang dimaksudkan adalah Jika ada
keperluan apapun kepada sahabat priamu, maka tanyakanlah terlebih dulu
pada istrinya. Misalnya, saat kita ingin bertanya sesuatu, maka
tanyakanlah terlebih dahulu pada istrinya, jika istrinya tidak tahu maka
ia akan bertanya pada suaminya lalu menyampaikannya pada kita,
Sahabat
pembaca kompasiana, berteman baik dengan laki-laki itu tidak dilarang,
yang dilarang jika pertemanan atau persahabatan itu dapat merusak
hubungan baik yang dibangun susah payah oleh sahabat bersama
keluarganya. Memang terkadang persahabatan yang bukan muhrim bisa
disalahartikan, padahal hanya sekedar teman biasa, namun karena
seringnya berkomunikasi, banyak waktu dihabiskan bersama dan cukup
perhatian justru membahayakan. Oleh karenanya, sebagai wanita kita harus
bisa menjaga hati agar tidak ada orang yang tersakiti karena tingkah
dan perilaku kita.
Nah itulah beberapa point penting tentang etika
yang menjadi batasan interaksi wanita dengan pria yang sudah beristri.
Meskipun saat ini kita berada di arus pergaulan bebas yang amat deras,
semoga kita semua tetap senantiasa dapat menjaga silaturahmi dengan baik
dan sesuai dengan syariat Islam. Semoga tulisan ini dapat memberikan
manfaat bagi kita semua para pembaca. Amiin
No comments:
Post a Comment