Baca dari status Facebook temen-temen, liat berita di televisi, dengerin curhatan teman-teman membuat aku tertarik untuk mencari artikel tentang pernikahan yang kini seperti di jadikan sebagai gaya hidup. Sebagai budaya pamer bahwa mereka 'LAKU'. Pernikahan bukan lagi sebuah komitmen. Ada seorang teman malah dengan entengnya mengungkapkan bahwa 'pernikahan bukan akhir segalanya, masih bisa cerai.' What??!!?? Apa aku yang terlalu Lalu bagaimana dengan nasib anak mereka? Apa mungkin hal itu dampak menikah muda atau menikah karena terpaksa?
Terkadang aku berfikir, apa aku yang terlalu terorganisir, terlalu kaku, terlalu menutup diri seperti yang di bilang teman-teman? Whatever they says. Aku hanya menginginkan yang terbaik dalam hidupku. Bagiku menikah sekali untuk seumur hidup. Untuk itu di perlukan kesiapan lahir batin yang bener-bener mateng, bukan cuma karbitan.
Lalu aku mencoba menjawab pertanyaan mengapa pernikahan di zaman dulu lebih awet dari pada zaman sekarang?
Jawabannya bisa karena
Pertama, karena zaman dulu, orang-orangnya lebih bisa menerima pasangan mereka, baiknya mereka terima, buruknya pun juga mereka terima. Mereka ikhlas dengan pilihan mereka.Mereka konsisten dengan komitmen mereka. Niat mereka suci, yaitu untuk membina hubungan dengan jalan yang bersih dan karena Allah semata. Sehingga ada masalah apapun mereka hadapi dengan penuh syukur. Di zaman sekarang, kebanyakan orang nggak bisa menerima dengan ikhlas pasangan mereka, punya istri cantik dibandingin sama luna maya, punya istri baik dibandingin sama bunda teresa jatuhnya satu juma satu SAKIT HATI.
Mungkin, (karena aku belum pernah menikah jadi hanya bisa bilang mungkin) yang terpenting didalam menjalani suatu hubungan itu, bersyukur, menerima dengan ikhlas pasangan yang sudah kita pilih dengan jalan yang benar dan karena Allah swt. Disaat kita menerima kebaikan dan keburukan pasangan kita, maka disanalah bathin kita akan bersinar, dan hubungan yang kita jalani serasa ibadah suci yang menghantarkan kita dalam mencapai surga.
Mungkin, (karena aku belum pernah menikah jadi hanya bisa bilang mungkin) yang terpenting didalam menjalani suatu hubungan itu, bersyukur, menerima dengan ikhlas pasangan yang sudah kita pilih dengan jalan yang benar dan karena Allah swt. Disaat kita menerima kebaikan dan keburukan pasangan kita, maka disanalah bathin kita akan bersinar, dan hubungan yang kita jalani serasa ibadah suci yang menghantarkan kita dalam mencapai surga.
Kedua, pernikahan pada Zaman Dahulu berlandaskan rasa cinta yang sangat mendalam akan sebuah arti membangun mahligai Rumah Tangga, Hubungan antara kedua belah pihak benar-benar saling memahami dan mengerti akan semua kondisi yang ada dan sedang dihadapi, kesamaan dalam pemahaman makna Berkeluarga.Keselarasan dalam memegang Komitmen bersama Sehidup Semati satu Pasangan.
Perceraian pada Zaman Sekarang ini semua hanya berlandaskan rasa ego diri yang tiada toleransi antara pasangan hidup, selain faktor tuntutan ekonomi yang semakin meningkat. Jika disadari akan tujuan dan makna berumah tangga yang benar maka Perceraian tidak akan terjadi dan pastilah akan di Hindari, Kita sering mendengar ungkapan penyebab Perceraian terjadi karena : tidak sepaham, tidak cocok, beda prinsip, orang ke tiga, perselingkuhan hingga tuntutan ekonomi yang mengharuskan terjadi perceraian. Apakah mereka tidak feedback ke masa lalu kala mereka memulai menjalin hubungan serius, dimana letak kebahagian yang sejak awal kenal sudah dibanggakan dan disanjung-sanjung sebagai tonggak menuju Pernikahan.
No comments:
Post a Comment