Seperti membandingkan konsep tradisional dengan konsep modern tentang pandangan manusia pada "Proses Jatuh Cinta" masing-masing kita pasti memiliki konsep yg berbeda tentang mengapa, kapan, dan bagaimana kita jatuh cinta. Sebagian besar memang menjawab "tak dapat diceritakan, itu terjadi begitu saja". Yah..memang ada benarnya, cinta itu (seperti) terjadi begitu saja. Tanpa basa basi kita ternyata sedang jatuh cinta.... Seperti lagunya The Sister, Ku sedang jatuh cinta
"Sejak pertama kita bertemu ku rasakan ada sesuatu
inikah cinta yang ku rasakan setiap ku memikirkanmu
sejak kedua kita bertemu ku rasakan ada sesuatu
inikah cinta yang ku rasakan setiap ku memikirkanmu
reff:
apa benar aku sedang jatuh cinta
serasa hati ini berbunga-bunga
mungkin ini pertanda dalam hidupku
ku tak bisa tidur seminggu
sejak kedua kita bertemu ku rasakan ada sesuatu
inikah cinta yang ku rasakan setiap ku memikirkanmu
reff:
apa benar aku sedang jatuh cinta
serasa hati ini berbunga-bunga
mungkin ini pertanda dalam hidupku
ku tak bisa tidur seminggu
ooo aku sedang jatuh cinta
serasa indah rasanya hidup ini
ku tahu ku sedang jatuh cinta
ku tahu ku sedang jatuh cinta
serasa indah rasanya hidup ini
ku tahu ku sedang jatuh cinta
ku tahu ku sedang jatuh cinta
sejak dulu kita bertemu ku rasakan ada sesuatu
inikah cinta yang ku rasakan setiap ku memikirkanmu"
inikah cinta yang ku rasakan setiap ku memikirkanmu"
Tapi, kali ini yg ingin dibicarakan bukanlah soal mengapa dan siapa...tapi lebih kepada "bagaimana"...
Anggap saja kita memandang dari tengah, dari posisi yg netral dan objektif memandang bagaimana cinta itu bisa datang kepada kita.
Well, meski, secara pribadi, agaknya aku tergolong penganut pepatah "Love at the First Sight" Ehm... gimanapun, ini bukannya hal yang ga mungkin terjadi... karena aku juga mengalaminya, dan menurut pengalamanku cinta yang aku jalin pada pandangan pertama lebih lama dan awet daripada Cinta yang aku jalin karena terbiasa
"Uhm..gimana ya, yah... pas aku liat dia tuh, rasanya kayak ada getar-getaran di hati githu..ah, susah jelasinnya!" Seperti ada chemistry githu dech.....
Tapi ini juga aku kembalikan ke masing2 orang. Bukannya skeptis ato pesimis, tapi jelas, yang bakal ngalamin kejadian ini adalah orang-orang terpilih, dan yang dengan segala karunia luar biasa dari Tuhan YME dapat "casing" EXCELLENT genuine dan super mewah dari Atas sana. Artinya, dalam hal ini fisik dan first impression amat menentukan bahkan bisa dibilang itu "kunci" untuk pandangan ini...
Jelas aja, banyak perbedaan pendapat dan aku yakin persepsi kita pasti berbeda2 tentang ini. Tapi intinya, kalo konsep "pertama" itu, memungkinkan kita untuk mencari cinta yg terasah dan teruji (umumnya), dan waktu sebagian besar menjadi penentu. Dalam hal ini, tiap orang juga dimungkinkan untuk mendapat kesempatan menunjukkan "inner-beauty"nya ke semua orang yang ada disekitar dan bagaimana reaksi dan apresiasi orang-orang.
Kemudian konsep "kedua", cinta yang "instan" atau berlangsung dengan cepat dan tanpa proses yg bertele-tele dan berlama-lama itu kayak apa ya... "Kamu suka, Aku suka, Yuk kita Jadian !!"
Lalu kalau ada pepatah kuno Jawa yg berkata bahwa "Cinta itu datang karena terbiasa" ("witing tresno jalaran soko kulino")
Akan kucoba mengangkat beberapa alasan yg mungkin cukup rasional bagi kita tentang pada pepatah kuno itu...
Secara filosofis, cinta dapat terjadi dan tercipta jika memenuhi empat syarat utama, yaitu:
- Knowledge : pengenalan, pemahaman dan penerimaan terhadap sesuatu atau seseorang degan tulus dan apa adanya
- Responsibility : tanggung jawab terhadap apa atau siapa yang dicintai (dalam hal ini sebaiknya porsi tanggung jawab -kecintaan pada seseorang- dimiliki oleh masing2 pihak dengan jumlah yg seimbang)
- Care : rasa kasih sayang, perhatian, perlindungan dan pengasuhan terhadap apa atau siapa yang dicintai
- Respect : penghormatan terhadap apa atau siapa yg dicintai (band. Erich Fromm dalam the art of loving)
Dari keempat syarat tersebut, agaknya syarat pertama yang perlu disoroti lebih dalam, masuk akal juga kalo ada lontaran pertanyaan "Bagaimana mungkin kamu mencintai orang yg belum kamu kenal?" Aku rasa, kita memiliki kemampuan untuk menjabarkan pertanyaan ini seluas yang kita mau.
Langkah pertama (menurutku) yang harus dilakukan dalam rangka untuk mencintai seseorang adalah dengan mengenalinya terlebih dahulu. Cukup kenal saja dulu, dan menurutku, pengenalan itu ibarat "buku panduan" kita untuk melangkah ke tahap selanjutnya. Disini kita bisa mengadakan penyesuaian penyesuaian yg kita perlukan, bahkan kita bisa lakukan semacam kontemplasi tentang perasaan kita.
Ini sepertinya salah satu alasan kenapa anak ABG sekarang mengenal istilah "PDKT", kan? Pendekatan. Pendekatan, dalam rangka menjawab pertanyaan - pertanyaan dan rasa ingin tahu kita tentang seseorang yg menjadi "target" kita.
Kemudian, setelah rasa ingin tahu itu terpenuhi, pertanyaan pertanyaan itu terjawab, kita baru bisa melangkah ke step selanjutnya. Tentu saja, dalam hal ini, keadaannya adalah "target" dan "pemburu" berada disebuah habitat (lokasi) yg sama, atau setidaknya berdekatan... hehe... Yah sebut sajalah, semisal, tetangga samping rumah, rekan seprofesi di kantor, perawat rumah sakit yang selalu masuk kamar mengecek tensi, atau bahkan junior atau senior yang sering terlihat nongkrong di kantin waktu jam istirahat. (^_^)
Step selanjutnya, kita bisa melancarkan "serangan-serangan" manis lewat lagu, puisi, cokelat, hadiah, atau.... sekedar "1 Message Received" tertulis di layar handpon si target di pagi atau malam hari... (ini bisa dan sah-sah saja dilakukan, ini yang namanya "perhatian" kawan... ) Jangan terlalu Jaim seperti yang pernah aku lakukan karena terkadang menurut kita sudah berlebihan tapi menurut "target" kita tidak melakukan apa-apa.
Selanjutnya, tergantung bagaimana reaksi dan feedback darinya, jika memungkinkan, lanjut, jika terasa dingin, lebih baik tunggu menghangat dulu, tapi jika tanpa ada reaksi a.k.a. FLAT?
Itu mungkin penjelasan klise yang bisa aku tulis disini. Dan mungkin kalo meminjam istilah seorang teman, sebetulnya aku sedang menjelaskan pada diri sendiri bagaimana prosedur jatuh cinta mengalir ibarat air dan mengalami perjalan yang cukup panjang dari hulu menuju hilir...
Kesimpulannya . . . .
Jarak atau lokasi yang dekat menyebabkan frekuensi pertemuan yang intensif. Pertemuan yang intensif memungkinkan banyak kejadian atau hal yang bisa dirasakan bersama-sama (misal: obrolan, sentuhan, pandangan,apresiasi, dsb) sehingga muncullah rasa simpati yang membuat pembiasaan diri untuk (dengan sengaja atau tidak) mengunci "target" masuk dalam pandangan dan bahkan pikiran kita (TARGET LOCKED!!! ) Rasa ingin tahu kita tentang dirinya muncul secara otomatis (ini mungkin yg disebut dengan "suka") Keinginan semakin membesar, membuat kita ingin lebih sering bertemu dan membuat kita lebih sering memikirkannya (malah cenderung "doyan memikirkannya", cuiit cuiiit... (^3^)d). Mengadakan kontemplasi secara pribadi dan bertanya dalam hati "apa ini yang disebut "CINTA"?
Jarak atau lokasi yang dekat menyebabkan frekuensi pertemuan yang intensif. Pertemuan yang intensif memungkinkan banyak kejadian atau hal yang bisa dirasakan bersama-sama (misal: obrolan, sentuhan, pandangan,apresiasi, dsb) sehingga muncullah rasa simpati yang membuat pembiasaan diri untuk (dengan sengaja atau tidak) mengunci "target" masuk dalam pandangan dan bahkan pikiran kita (TARGET LOCKED!!! ) Rasa ingin tahu kita tentang dirinya muncul secara otomatis (ini mungkin yg disebut dengan "suka") Keinginan semakin membesar, membuat kita ingin lebih sering bertemu dan membuat kita lebih sering memikirkannya (malah cenderung "doyan memikirkannya", cuiit cuiiit... (^3^)d). Mengadakan kontemplasi secara pribadi dan bertanya dalam hati "apa ini yang disebut "CINTA"?
Ini kondisional emang, di awal udah dibuat sebuah pengecualian "jika jarak dan lokasi yg berdekatan", dan untuk selanjutnya, kalo kedua pihak udah mengakui bahwa itu CINTA, yah, komitmen dan kepercayaan jelas jadi faktor utama perjalanan cintanya... termasuk kemungkinan soal Long Distance relationship (LDR)
At last....
Semua kembali ke diri kita masing-masing. Ga ada yg bisa melarang dan menghalangi manusia untuk tertarik pada lawan jenisnya. Semua itu PILIHAN !! Selain pilihan, jelas, kita hidup bukan hanya karena kita hidup, tentu aja udah ada yang atur itu semua. Apa kata Tuhan tentang track hidup kita, kitalah yang juga turut menentukan... Usaha dan Doa, pasti bisa dapat jawabannya!