Ada saat dibutuhkan
Ketika kita sedang sedih, kehadiran sahabat ada di dekat kita sangat dibutuhkan. Meskipun sahabat kita bukan psikolog, namun kita merasa lega bila ada seseorang yang mau mendengarkan curahan hati kita.
Memberi dukungan
Ketika kita merasa kecewa, dukungan dari sahabatlah yang kita butuhkan untuk menenteramkan hati.
Ulurkan Tangan
Ketika kita sedang kesulitan, uluran tangan sahabat dapat membuat kita merasa masih ada orang yang memperhatikan.
Menurut Jan Yager, Ph.D dalam bukunya yang berjudul When Frenship Hutrs mengatakan, bagi sebagian orang, “Sahabat seumur hidup” tampaknya telah menggantikan konsep pernikahan abadi. Persahabatan memang indah dan positif serta bermanfat bagi semua pihak yang terlibat di dalamnya. Namun, disamping itu, ada juga persahabatan yang bersifat destruktif dan tidak sehat yang harus diakhiri.
Ada juga persahabatan yang semula kita pikir berjalan mulus, namun tiba-tiba sahabat mulai berhenti mengubungi kita ketika dia sedang dekat dengan orang lain, dia menghubungi kita jika butuh bantuan kita saja. Perlu kita ketahui bahwa persahabatan yang sehat selalu bersifat dua arah, sedang persahabatan semu sifatnya satu arah. Ada dua jenis dasar persahabatan semu, yakni teman saat baik/suka dan teman saat duka/buruk.
Teman saat baik adalah jenis persahabatan yang merusak dan berbahaya dan paling banyak ditemuan dalam lingkungan sehari-hari. Bahkan saya sendiri seringkali mengalami kejadian ini.Teman saat baik ini selalu ada untuk kita ketika kita sedang senang dan dalam keadaan baik-baik saja. Akan tetapi kemudian dia akan menghilang bak di telan badai tsunami kala kita berada dalam situasi memburuk. Bagaimana cara kita untuk mengenalinya? Kita dapat melihat apakah ada kalimat password yang dia gunakan saat kita minta bantuan seperti, ‘sorry say aku gak bisa ketempatmu, aku gak ada kendaraan’. Atau ‘aku mau nemeni kamu, tapi jemput aku ya.... kalo kamu gak bisa jemput gak pa pa kok, tapi aku gak bisa temeni kamu’. An masih banyak lagi segudang kalimat yang intinya sama. Cara lain untuk mengenalinya adalah, kita lihat cara dia merespon permintaaan kecil kita saat kita perlu bantuan. Apakah dia mendengarkan ketika kita berbicara? Atau apakah dia perduli dengan apa yang kita inginkan itu, apakah permintaan kita dikabulkan atau diabaikan?
Yang lebih berbahaya adalah teman saat buruk. Jarang ditemukan tapi berbahaya. Teman macam ini menginginkan kita selalu memiliki masalah dan terlihat menyedihkan. Cara untuk mengenalinya adalah kita sendiri yang tahu, apakah dia lebih sering ada saat kita sedang buruk? Apakah kita dapat melihat sorot mata penuh kecemburuan saat kita mengabarkan hal yang baik padanya?
Saya pribadi hingga saat ini masih meragukan keberadaan seorang sahabat sejati. Karena banyak kisah-kisah nyata tindakan kriminal yang dilakukan oleh sahabatnya sendiri. Banyak orang yang kariernya hancur karena kelakuan sahabatnnya sendiri. Saya tidak habis pikir, kok tega mereka melakukan seperti itu.
Kita tidak perlu jauh-jauh untuk mengambil contoh kisah persahabatan yang menyakitkan dan mempunyai pontensi pengkhianatan. Dalam kehidupan sehari-haripun telah banyak contoh pola persahabatan yang istilah kerennya “PMP” (Pren Makan Pren). Banyak orang yang dikhianati oleh sahabatnya sendiri, sahabat yang telah dia percayai selingkuh dengan kekasihnya. Dari kejadian tersebut, apakah salah kalau saya mengatakan “Sahabat Adalah Musuh Yang Paling Berbahaya”. Mengapa ? Karena Sahabat adalah orang yang paling dekat dengan kita, dengannya kita terbiasa mencurahkan segala keluh kesah dan suka duka, sehingga dia tahu segala rahasia yang ada pada diri kita. Jadi bila dia ingin menghancurkan kita, dia dapat melakukannya dengan mudah.
Dari curhatan beberapa orang teman, berikut adalah contoh bentuk persahabatan yang mempunyai pontensi pengkhianatan :
“Pacar saya selingkuh dengan sahabat” (Wanita, 21 tahun)
- “Sahabat saya ‘mengambil’ orang yang saya taksir dan akhirnya akan menikah dengannya” (Wanita, 22 tahun)
- “Suami saya selingkuh dengan sahabat dekat yang telah saya anggap sebagai adik sendiri” (Wanita, 40 tahun)
- “Sahabat saya menikahi orang yang saya cintai” (Pria, 25 tahun)
- “Setiap kali jalan di mall, sahabat saya selalu meminta saya untuk membayari dia makan, transport dan meminta saya antar jemput ke kostnya” (Pria, 22 tahun)
- “Sahabat pria saya cemburu kepada saya karena saya telah bertunangan” (Wanita, 22 tahun)
- “Sahabat saya hanya datang pada saya jika dia sedang butuh bantuan” (Wanita, 22 Tahun)
- “Saya tertipu sampai puluhan juta karena sahabat saya mengajak kerja sama membuat Cafe, mengetahui Cafe yang saya kelola sepi, dia lepas tangan” (Pria 54 tahun)
Jenis persahabatan yang mempunyai potensi merusak ataupun menghancurkan kadang tidak mudah di kenali. Pengkhianatan dalam sebuah persahabatan dapat didefinisikan sebagai sebuah kejadian dimana seorang teman telah mengecewakan kita dan tidak pernah ada disamping kita ketika kita sedang membutuhkan.
Sebuah pertanyaan yang selalu berkecamuk dalam pikiran saya adalah “Adakah seorang sahabat sejati di dunia ini? Sahabat dalam arti yang sebenarnya, sahabat yang ada disaat suka maupun duka?” Kutipan lagu berikut dari album penyayi Terry dalam lagunya yang berjudul “Sekdar Sahabat” menambah keraguan saya mengenai arti SAHABAT.
Di dalam tempat yang sama kau dan aku berbagi kisah
Tak ada yang ditutupi,ku merasa kau bagianku
Tapi saat ku luka kau lari menghilang
Yang tak pisah kini ku bisa terima
Semua hanyalah sekedar sahabat
Tapi bukan dalam arti yang sesungguhnya
Air mataku terjatuh kehilangan hubungan indah
Ku takkan pernah begitu padamu
Tak akan pernah!!!