Friday, March 18, 2011

hitsuke.blogspot.com

Tips Mengatasi Patah Hati

Setiap orang punya daya tahan yang berbeda begitu terkena patah hati. Tapi ada beberapa hal yang bisa mengurangi rasa sakitnya. Bacalah artikel ini tiga kali setiap kena patah hati, niscaya bermanfaat. Belum ada ceritanya orang mati karena patah hati. Yang ada adalah niat untuk bunuh diri. Atau punya lemah jantung dan menangkap basah pacarnya bermesraan dengan cewe/cowo lain. Lantas Perasaan shock tadi memicu serangan jantung, dan mati.Mungkin kalo efek patah hati itu mati, terlalu berlebihan. Tapi dampak pastinya adalah menderita, depresi, perasaan sendiri, marah dan nendang-nendang tong sampah orang. Tiap orang punya gaya masing-masing untuk menyembuhkannya.

Ada yang cuek banget. Suntuk seharian, besok udah kelar. Tapi ada juga yang sampe memerlukan bantuan orang lain dan mengalami masa bete berminggu-minggu. Malah ada yang jadi trauma, atau malah sebel sama lawan jenis. Makanya, cara menghadapi patah hati nggak bisa punya patokan atau standar. Tapi paling nggak, tawaran-tawaran di bawah ini bikin kita mikir bahwa putus cinta alias patah hati itu nggak selalu identik dengan suntuk berkepanjangan. Di bawah ini, Q ngasih usul cara yang asik untuk menghadapi kondisi patah hati. Mulai dari yang umum sampe yang khusus. Dari yang serius sampe yang kurang kerjaan.

Mengaku Gagal
Akui sajalah kalo hubungan ini sudah gagal. Karena dengan menerima kegagalan otomatis kita bisa mulai membuka lembaran baru lagi. Sok menolak kenyataan malah mendatangkan banyak masalah. Udah diputusin masih aja diapelin kerumahnya, ngajak jalan, sampe dirayu-rayu, malah bikin keliatan lemah. Kalo udah nggak bisa pindah ke lain hati, jangan buru-buru minta balikan. Cooling down dulu, berteman lagi, terus baru ajukan remedial cinta lagi. Kalo masih gagal akui saja kalau kita memang nggak bisa jadian. Titik.

Jangan Menyalahkan
Baik kamu maupun pasanganmu punya peluang yang sama untuk menghancurkan sebuah hubungan. Jadi jangan salahkan siapa-siapa. Jangan juga jadi pihak yang menyalahkan diri sendiri. Semua karena kalian berdua. Bisa nyambung atau malah putus, pastinya karena kalian juga.

Ekspresikan Sewajarnya
Marahlah kalo perlu marah, makilah kalo perlu memaki, nangislah kalo perlu nangis. Cuma jangan nyolong. Karena nggak ada hubungannya patah hati dengan jadi maling. Kata orang, menangis adalah salah satu cara untuk melepaskan rasa sakit. Jadi, silahkan saja. Asal tau batasnya.
Kalo cewe nangis berhari-hari gara-gara putus cinta, kayaknya masih enak dilihat dan mungkin mengundang simpati. Tapi kalo cowo, baiknya nangis liat-liat waktu dan tempat. Soalnya bakal mengundang emosi orang yang ngeliat. Pilihlah tempat menangis yang tepat seperti di dalam bioskop yang memutar film Acha dan Irwansyah, bukan film-film yang dibintangi Barry Prima. Atau bisa juga di stadion sepak bola ketika salah satu tim ada yang kalah. Tinggal pilih aja tribun tim yang kalah. Intinya, udahlah sedihnya sehari aja.

Yakin We Will Survive
Coba kumpulkan kata-kata bijak seperti ini: I will survive, I’m over her, Been there, done that, sampai cinta tak selamanya harus memiliki. Pokoknya cari perkataan yang bisa bikin kita kuat dan tegak berdiri lagi.  Kata-kata yang menginspirasi bisa jadi penyambung hidup di kala semangat udah mulai padam. Ibaratnya, kalimat itu tercipta emang untuk memberi harapan di situasi yang hopeless ini.Sehingga pas temen kita patah hati, kita bisa dengan bijak memberi saran. Kita pernah survive dari badai asmara dan sekarang udah bisa mulai lembaran baru lagi. Tapi ingat, satu-satunya kata motivasi yang nggak boleh ada di list kita adalah: Cinta ditolak, dukun bertindak.

Alihkan Perhatian
Alihkan rasa sakit itu. Tapi jangan mentang-mentang yang sakit hati, jadi malah nekat nyakitin bagian tubuh yang lain. Itu sih gila. Mending alihkan seperti kunjungin temen lama kita yang udah lama nggak ketemu, atau nongkrong sama tim gokil di sekolah. Beli DVD sebanyak-banyaknya. Nonton mulai dari genre horor, action, sampe dokumenter kehidupan satwa liar di afrika. Tentunya hindari drama romantis, perbanyak video sulap biar bikin penasaran. Main game cocok juga. Terutama game yang bisa bikin emosi naik dan pada akhirnya lepas lewat makian-makian nggak jelas.

Curhat Dengan Bijak
Ringankan beban di dada dengan bercerita kepada orang. Bagusanya sih kita lpunya sahabat atau sodara dekat yang bisa dipercaya untuk cerita-cerita kayak gini. Jangan sekali-kali cerita sama cicak di dinding, karena dia akan diam-diam merayap. Begitu datang seekor nyamuk, hap! Lalu ditangkap. Percuma kan.
Perasaan kita pasti akan lebih enakan begitu semua keluar dari dada. Dan lebih enak lagi kalo ada orang di sana yang ngasih dukungan atau sekedar mendengarkan sambil makan kacang.
Sekali lagi, kita hanya harus cukup hati-hati dalam memilih teman curhat masalah patah hati ini. Jangan sampe malah jadi bumerang kayak rahasia kita jadi terbongkar atau malah jadi fitnah yang lebih kejam dari nenek sihir.

Dengarkan Musik Keras
Musik keras, distorsi, lirik-lirik galak dan tajam lumayan bisa membantu menyembuhkan rasa sakit hati. Pasang keras-keras lewat earphone (ingat, earphone!), jangan sampe menggangu orang lain. Ikuti lirik penuh kemarahan dengan penuh gaya dan lipsync, pikirkan seolah-olah kita ada di dalam konser atau jadi model video klipnya. Trik ini diakui manjur di kalangan temen-temen kita yang punya hobi patah hati. Kata mereka, setelah dua jam melakukan hal ini di kamar, efeknya adalah: hati jadi bebal, fisik lumayan lelah, dan kuping sedikit budeg.
Warning: selesaikan dulu pekerjaan rumah sebelum melakukan hal ini. Jangan sampe nyokap mengira kamu mati di dalam kamar hanya karena pengen buang sampah.

Keliling Kota Malam-Malam
Kota di malam hari pastinya sepi. Siapkan motor atau mobil. Berkendaralah sampe capek. Kalo naik mobil ya masuk jalan tol. Kalo naik motor ya pilih jalur yang panjang dan mulus. Soalnya nggak lucu kalo milih jalan berlubang-lubang, bikin tambah emosi! Sepanjang jalan itu, pelan-pelan lepasin emosi dengan latihan pernafasan. Begitu udah terkumpul konsentrasinya, niscaya kita bisa pulang dengan pikiran yang lega. Seperti tau harus ngapain besoknya. Cuma baiknya harus tau jalan pulang ya. Kalo nyasar nggak lucu!

Cari Makanan Yang Paling Enak
Makan, makan, dan makan. Ngapain juga takut gendut? Kan bisa dihajar sama olahraga lagi. Begitu patah hati, segera pilih resto atau makanan yang selama ini pengen banget kita samperin selama ini. Lalu sikat apa yang kita suka. Rasa kehilangan sesuatu mungkin bisa dibayar dengan makan sesuatu mungkin bisa dibayar dengan makan sesuatu yang enak. Mungkin kegiatan mengunyah bisa melampiaskan perasaan kecewa berat tadi.

Koleksi Teman Cakep
Begitu putus, lampiaskan dengan ngajak kenalan cewo yang cakep. Bisa di dunia nyata atau di dunia maya alias internet. Yang pasti, wajah cakep adalah pengalihan perhatian terbaik, udah bisa jadi sebuah prestasi di situasi yang down ini. Biar deh dia ngomel-ngomel karena merasa terganggu dengan keberadaan kita. Prinsipnya, maju terus sampai ngarep. Sukur-sukur bisa jadi temen curhat, walaupun kita udah yakin nggak mungkin bisa jadi pacarnya. Yakinlah bahwa persahabatan lebih berarti daripada pacaran. Apalagi kalo sahabat kita itu cakep
.

Saturday, March 12, 2011

hitsuke.blogspot.com

Hal yang ingin aku capai sebelum menikah

Pernikahan di era kapitalisme tidak lagi sakral dengan nuansa cinta dan kasih. Kini berkembang nikah adalah status saja daripada melajang. Bisa dibayangkan betapa nikah menajdi semakin sulit bagi mereka yang belum mapan, padahal gairah seksual mungkin sudah membuncah. Apa yang akan terjadi, jika menikah selalu ditunda dengan alasan kemapanan? ya perjinahan, HTS (Hubungan tanpa status), dan happy funs.


Bukannya aku takut kehilangan kebebasan untuk melakukan apa saja yang diinginkan. Sebelum memutuskan menikah, banyak hal yang menjadi pertimbangan. Aku nggak mau setelah aku menikah nanti aku merasa menyesal karena terlalu cepat mengambil keputusan menikah. Dan aku ingin kelak ketika anakku lahir adalah benar-benar sebagai anak yang memang sudah di nantikan oleh kedua belah pihak keluarga. Anak yang lahir di saat kondisi perekonomian orang tuanya telah mapan. Hal yang menjadi pertimbanganku sebelum memuttuskan untuk menjalin hubungan yang serius menuju jenjang pernikahan antara lain :

Penghasilan tetap. Hampir semua pria beranggapan penghasilan adalah syarat utama untuk bisa membentuk sebuah keluarga. Tetapi bagiku penghasilan tetappun menjadi pertimbangan utamaku untuk siap atau tidaknya menjalin hubungan yang serius dengan pria, karena sebagai wanita aku tidak ingin begitu tergantung kepada kaum pria (pernah punya pengalaman buruk menjalin hubungan dengan pria matre). Sebenarnya, yang penting bagiku bukan berapa banyak jumlah penghasilan, tetapi bagaimana memiliki penghasilan secara rutin setiap bulannya. Itulah mengapa, aku enggan membicarakan pernikahan apalagi memulai hubungan serius bila aku belum yakin dengan pekerjaanku. Sangat riskan bila telah menikah masih harus sibuk pindah dari satu kantor ke kantor lainnya, karena belum menemukan tempat yang tepat.

Menuntaskan pendidikan. Mumpung masih muda, buat apa buru-buru menikah?  Bagaimana pun juga, tingkat pendidikan seseorang punya pengaruh cukup besar terhadap perkembangan karirnya. Jadi saat menikah nanti pikiran hanya fokus kepada keluarga dan pekerjaan.

Investasi. Salah satu hal yang aku inginkan sebelum menikah adalah memiliki investasi, agar penghasilan rutin antara aku dan suamiku kelak tidak terpotong untuk biaya operasional rumah. Jadi hanya untuk memenuhi kebutuhan pendidikan anak-anak. Syukur-syukur kalau nantinya investasi ini bisa digunakan bila ada kejadian tak terduga, seperti untuk biaya rumah sakit, renovasi rumah, dan sebagainya. Tidak mungkin biaya berobat baru dicari setelah ada yang sakit, bukan?

Home sweet home. Sebenernya ingin juga sich bisa memeiliki rumah sendiri, tapi itu tugas suamiku aja dech  yang penting merupakan hasil kerja kerasnya. Lagian  ngurus dua rumah aja dah repot, ngapain nambah rumah. Tapi kalo suamiku mau membuatkanku rumahsi kagak nolak o:-) Daripada harus menumpang tinggal bersama orangtua atau tinggal di pondok mertua indah.

Mobil. Jika boleh memilih, aku ingin menikah setelah bisa memiliki mobil. Karena dari kecil aku tidak terbiasa naek angkutan umum, akupun ingin menyediakan angkutan yang layak untuk anak-anakku. Rasanya trenyuh banget kalo liat pasangan muda yang mudik dengan membawa serta anaknya boncengan motor untuk perjalanan yang cukup jauh.

Menikmati kebebasan. Bebas melakukan apa pun yang aku mau, bebas berkumpul dengan teman-teman, bebas pergi kemana pun aku mau. Aku pikir, saat menikah nanti berarti kebebasan yang aku miliki akan hilang. Hidupku tak lagi untuk bersenang-senang, tetapi untuk mengurus suami dan mendidik anak. 

hitsuke.blogspot.com

Mengapa pernikahan dizaman dulu lebih awet dari pada zaman sekarang?

Baca dari status Facebook temen-temen, liat berita di televisi, dengerin curhatan teman-teman membuat aku tertarik untuk mencari artikel tentang pernikahan yang kini seperti di jadikan sebagai gaya hidup. Sebagai budaya pamer bahwa mereka 'LAKU'. Pernikahan bukan lagi sebuah komitmen. Ada seorang teman malah dengan entengnya mengungkapkan bahwa 'pernikahan bukan akhir segalanya, masih bisa cerai.'  What??!!??  Apa aku yang terlalu Lalu bagaimana dengan nasib anak mereka? Apa mungkin hal itu dampak menikah muda atau menikah karena terpaksa?
Terkadang aku berfikir, apa aku yang terlalu terorganisir, terlalu kaku, terlalu menutup diri seperti yang di bilang teman-teman? Whatever they says. Aku hanya menginginkan yang terbaik dalam hidupku. Bagiku menikah sekali untuk seumur hidup. Untuk itu di perlukan kesiapan lahir batin yang bener-bener mateng, bukan cuma karbitan.
Lalu aku mencoba menjawab pertanyaan mengapa pernikahan di zaman dulu lebih awet dari pada zaman sekarang?
Jawabannya bisa karena 
Pertama, karena zaman dulu, orang-orangnya lebih bisa menerima pasangan mereka, baiknya mereka terima, buruknya pun juga mereka terima. Mereka ikhlas dengan pilihan mereka.Mereka konsisten dengan komitmen mereka. Niat mereka suci, yaitu untuk membina hubungan dengan jalan yang bersih dan karena Allah semata. Sehingga ada masalah apapun mereka hadapi dengan penuh syukur. Di zaman sekarang, kebanyakan orang nggak bisa menerima dengan ikhlas pasangan mereka, punya istri cantik dibandingin sama luna maya, punya istri baik dibandingin sama bunda teresa jatuhnya satu  juma satu SAKIT HATI.
Mungkin, (karena aku belum pernah menikah jadi hanya bisa bilang mungkin) yang terpenting didalam menjalani suatu hubungan itu, bersyukur, menerima dengan ikhlas pasangan yang sudah kita pilih dengan jalan yang benar dan karena Allah swt. Disaat kita menerima kebaikan dan keburukan pasangan kita, maka disanalah bathin kita akan bersinar, dan hubungan yang kita jalani serasa ibadah suci yang menghantarkan kita dalam mencapai surga.
Kedua, pernikahan pada Zaman Dahulu berlandaskan rasa cinta yang sangat mendalam akan sebuah arti membangun mahligai Rumah Tangga, Hubungan antara kedua belah pihak benar-benar saling memahami dan mengerti akan semua kondisi yang ada dan sedang dihadapi, kesamaan dalam pemahaman makna Berkeluarga.Keselarasan dalam memegang Komitmen bersama Sehidup Semati satu Pasangan.
Perceraian pada Zaman Sekarang ini semua hanya berlandaskan rasa ego diri yang tiada toleransi antara pasangan hidup, selain faktor tuntutan ekonomi yang semakin meningkat. Jika disadari akan tujuan dan makna berumah tangga yang benar maka Perceraian tidak akan terjadi dan pastilah akan di Hindari, Kita sering mendengar ungkapan penyebab Perceraian terjadi karena : tidak sepaham, tidak cocok, beda prinsip, orang ke tiga, perselingkuhan hingga tuntutan ekonomi yang mengharuskan terjadi perceraian. Apakah mereka tidak feedback ke masa lalu kala mereka memulai menjalin hubungan serius, dimana letak kebahagian yang sejak awal kenal sudah dibanggakan dan disanjung-sanjung sebagai tonggak menuju Pernikahan.