Ya Tuhan megapa engkau lahirkan aku di keluarga ini....?
Jojo nama anak perempuan itu berumur sekitar 10 tahun
dan bersekolah di sebuah sekolah elit di surabaya, karena memang orang
tuanya cukup kaya seorang pedagang emas dan tingal di kawasan perumahan
elit di kota surabaya. Pertama megenalnya aku melihat ia adalah anak yang cerdas dan lincah dan
sopan,namun terlihat kadang dalam keceriaan nya sorot mata kesedihan
yang mendalam.
Suatu hari ayahnya yang merupahkan sahabatku bercerita ia sangat terpukul dan sedih karena secara tanpa sengaja mendengar jojo anaknya sedang berdoa; ya Tuhan megapa engkau lahirkan aku di keluarga ini ? Hidupku hanya menjadi kehendak ibu dan bapakku ,mereka menilai aku hanya dari hasil ulanganku, jadwal sekolah yang padat aku pulang mau main atau sekedar istrahat namun les piano, les matematika les bahasa ingris dan macam macam les harus kuikuti kata mereka biar besar nanti aku bisa jadi orang, sunguh ya Tuhan kulihat dan kudengar asiknya masa kecil dan gurauan dari temanku yang tak bisa kunikmati karena dirampas oleh kedua orang tuaku,aku sekolah jam 7 dan pulang jam 11 malam setelah les les ku selesai, oh Tuhan kalau aku boleh meminta lahirkan lah aku ke keluarga lain.
Suatu hari ayahnya yang merupahkan sahabatku bercerita ia sangat terpukul dan sedih karena secara tanpa sengaja mendengar jojo anaknya sedang berdoa; ya Tuhan megapa engkau lahirkan aku di keluarga ini ? Hidupku hanya menjadi kehendak ibu dan bapakku ,mereka menilai aku hanya dari hasil ulanganku, jadwal sekolah yang padat aku pulang mau main atau sekedar istrahat namun les piano, les matematika les bahasa ingris dan macam macam les harus kuikuti kata mereka biar besar nanti aku bisa jadi orang, sunguh ya Tuhan kulihat dan kudengar asiknya masa kecil dan gurauan dari temanku yang tak bisa kunikmati karena dirampas oleh kedua orang tuaku,aku sekolah jam 7 dan pulang jam 11 malam setelah les les ku selesai, oh Tuhan kalau aku boleh meminta lahirkan lah aku ke keluarga lain.
Ayah nya bercerita padaku dengan berkaca kaca .
Aku hanya bisa berkata : anakmu bukanlah anakmu yang sebenarnya ia dititipkan oleh Tuhan untuk hidup dan menghiasi kehidupan di dunia ini dan sudah ada tugas Tuhan yang diemban olehnya ,engkau hanya bisa mengarahkan ia sampai ia tau tugasnya di dunia ini ,jangan kau paksa dia menjalankan tugas tugasmu yang belum engkau selesaikan pada masa muda mu ,misal kamu gagal jadi dokkter dulu sekarang dengan kuasamu engkau ingin di jadi dokter dengan segala tekanan dan tugas diluar kemanpuan fhisik dan otaknya maka engkau salah. Tugasmu hanya menbimbing dia sampai megerti cita dan tugasnya di dunia sesuai dengan kehendakNYA. Salam buat jojo semoga engkau sangup menahan semua nya ,dan suatu hari engkau akan menemukan tugasmu di dunia dan keindahan kehidupan akan menghiasi kehidupan mu .
Aku hanya bisa berkata : anakmu bukanlah anakmu yang sebenarnya ia dititipkan oleh Tuhan untuk hidup dan menghiasi kehidupan di dunia ini dan sudah ada tugas Tuhan yang diemban olehnya ,engkau hanya bisa mengarahkan ia sampai ia tau tugasnya di dunia ini ,jangan kau paksa dia menjalankan tugas tugasmu yang belum engkau selesaikan pada masa muda mu ,misal kamu gagal jadi dokkter dulu sekarang dengan kuasamu engkau ingin di jadi dokter dengan segala tekanan dan tugas diluar kemanpuan fhisik dan otaknya maka engkau salah. Tugasmu hanya menbimbing dia sampai megerti cita dan tugasnya di dunia sesuai dengan kehendakNYA. Salam buat jojo semoga engkau sangup menahan semua nya ,dan suatu hari engkau akan menemukan tugasmu di dunia dan keindahan kehidupan akan menghiasi kehidupan mu .
Salam damai selalu
Disadur dari
http://filsafat.kompasiana.com/2009/12/10/ya-tuhan-megapa-engkau-lahirkan-aku-di-keluarga-ini/
http://filsafat.kompasiana.com/2009/12/10/ya-tuhan-megapa-engkau-lahirkan-aku-di-keluarga-ini/
Penulis Andy Dharma.
Membaca artikel tersebut membuat aku berpikir, anak bernama Jojo kehidupannya hampir sama denganku. Bedanya keluarga Jojo adalah pengusaha kaya, sedangkkan aku dibesarkan di lingkungan yang "Saklek Kejawennya". Ketika berusia 20 tahun pun aku sempat berpikiran seperti Jojo. Jika diperbolehkan memilih, aku ingin seperti mereka yang bisa menikmati masa remaja mereka, jatuh cinta dan menunjukkan perasaan cintanya kepada orang yang di cintainya. Sedangkan aku? Sejak kecil aku dididik sebagai anak perempuan itu tidak mempunyai hak untuk memilih, tetapi dipilih dan hanya diam menunggu. Namun kini aku sadar, tidak ada orang tua yang tidak menginginkan kebahagiaan untuk anaknya. Aku bahagia di besarkan di lingkungan keluarga yang saklek, karena dengan begitu mereka mendidik aku untuk berprinsip kuat.
Semua sawang-sinawang. Belum tentu "Kaya" itu bahagia. Belum tentu "Tegas" itu Kejam.
Semua sawang-sinawang. Belum tentu "Kaya" itu bahagia. Belum tentu "Tegas" itu Kejam.
Sekarang aku hanya bisa berterima kasih kepada keluargaku yang telah mendidik aku sampai saat ini. Dan aku minta maaf karena belum sempat membuat keluargaku bangga. Tapi aku berjanji, suatu hari nanti mereka pasti dapat tersenyum Bangga melihatku. Bimbinglah aku Ya Allah....