Beberapa hari yang lalu saya membaca beberapa ulasan tentang
pendidikan Pasca Sarjana. Sebenarnya hanya iseng-iseng saja membacanya,
namun ada ulasan yang menarik yang tidak berkaitan dengan tips-tips
untuk mendapatkan beasiswa dan sebagainya. Ulasan tersebut sangatlah
mengena. Tidak ada formula khusus untuk sukses. Seseorang bisa sukses
dengan berbagai cara, tidak semata-mata harus kuliah S2, oleh karena itu
bangun kesadaranmu terlebih dahullu sebelum menentukan langkah yang
kamu ambil. Begitulah bunyi ulasan yang sangat menohok idealis dan ego
saya, karena memang memang benar adanya.
Dalam konteks menentukan
pendidikan pascasarjana terkadang kita memulai dengan menentukan
universitasnya dahulu, bukan menentukan apa yang kita cari atau yang
kita butuhkan. Resikonya adalah salah memilih langkah.
Konsep sederhana yang direkomendasikan oleh Simon Sinek yaitu Golden Circle Why - How - What.
Langkah pertama untuk memulai dalam pengambilan keputusan adalah WHY, Mengapa kita membutuhkan pendidikan pascasarjana dengan jurusan X di universitas Y Pertanyaan selanjutnya adalah HOW, Bagaimana cara kita menjawab pertanyaan pertama yang merupakan pertanyaan besar sebagai penentu pertanyaan selanjutnya. Kemudian yang terakhir adalah WHAT, Apa aspirasi karier untuk lima tahun kedepan, apakah harus dengan menempuh pendidikan pascasarjana untuk mencapainya.
Saya
mulai menyusun pertanyaan yang menurut saya dapat membantu dalam
menemukan jawaban lebih dari sekedar jawaban iseng atau untuk mengisi
waktu luang dan sebagainya.
1. Apa aspirasi karier dalam kurun 5 tahun kedepan, apakah harus ditempuh dengan pendidikan pascasarjana untuk mencapainya?
Pertanyaan
ini merupakan pertanyaan kritis menurut saya, karena pertama, bisa jadi
untuk mencapai aspirasi karier ternyata harus menempuh pendidikan
pascasarjana. Misalnya untuk yang ingin berkarier sebagai seorang dosen
sudah pasti dan diharuskan untuk menempuh pendidikan pascasarjana. Jika
itu kenyataannya, tidak perlu repot-repot memikirkan universitas dan
jurusan atau mempersiapkan recommendation letter. Kedua, pertanyaan ini
sangat membantu untuk berpikir karier seperti apakah yang dibutuhkan
dan apakah karier tersebut realistis. Alasan kedua tersebut
terinspirasi dari seorang teman yang sempat berkeluh kesah perihal
karier. Ia bercerita bahwa ia memilih jurusan X dikampus Y karena ingin
bekerja sebagai A. Namun ternyata karier sebagai A tidak memungkinkan
baginya karena dinilai tidak linnier, dan ia baru mengetahuinya setelah
berkecimpung di dalamnya. Jika ia ingin meneruskan berkarir sebagai A,
mau tidak mau ia harus memilih, menempuh pendidikan sarjana yang sama
dengan pascasarjananya atau mengambil pascasarjana lagi yang sesuai
dengan pendidikan sarjananya. Tentunya lebih baik jika hal tersebut
dihindari.
2. Bila pendidikan pascasarjana merupakan langkah yang harus saya ambil, jurusan apakah yang sebaiknya saya pilih?
Jurusan
di pascasarjana memang sangat spesifik, sebagai contoh jika ingin
berkarier di farmasi, kita harus menentukan apakah jurusan farmakologi,
farmasi klinik, bahan alam atau teknologi farmasi, jika ingin berkarier
di bidang hukum, kita harus menentukan apakah akan berada pada jurusan
hukum pidana, hukum perdata, hukum bisnis, hukum tata negara, hukum
administrasi publik, hukum administrasi negara, hukum kesehatan, atau
hukum ketenagakerjaan yang paling cocok untuk mendukung karier kita.
Jawabannya akan sangat beragam dari satu orang denngan orang yang lain
karena dalam bidang farmasi maupun hukum mereka pun perlu menentukan
karier seperti apa yang diinginkan.
3. Universitas mana yang memiliki jurusan yang paling cocok dengan aspirasi karier kita?
Ini
juga pertanyaan yang susah karena kita sering terjebak dengan reputasi
universitas dan finansial. Banyak orang berbondong-bondong ingin kuliah
di UGM, Undip, UNS dan lain sebagainya.
Bagi saya pribadi,
pendidikan pascasarjana itu ibarat memilih satu persimpangan jalan dan
menekuninya sampai ujung. Memang betul saat ini saya masih bisa bekerja
di bidang di luar pendidikan pascasarjana saya, namun alangkah baiknya
jika bidang yang kita pilih sejalan dengan karier kita kelak. Godaan
memang besar namun ada baiknya kita tetap bijaksana dalam membuat
keputusan penting untuk hidup kita, masa depan kita. So, sebelum lanjut
S2 jangan lupa tanyakan 3 hal tersebut dalam diri Anda.