Sunday, October 30, 2016

hitsuke.blogspot.com

Nikah atau S2 (Sebelum Lanjut S2 tanyakan 3 Hal ini pada dirimu)

Beberapa hari yang lalu saya membaca beberapa ulasan tentang pendidikan Pasca Sarjana. Sebenarnya hanya iseng-iseng saja membacanya, namun ada ulasan yang menarik yang tidak berkaitan dengan tips-tips untuk mendapatkan beasiswa dan sebagainya. Ulasan tersebut sangatlah mengena. Tidak ada formula khusus untuk sukses. Seseorang bisa sukses dengan berbagai cara, tidak semata-mata harus kuliah S2, oleh karena itu bangun kesadaranmu terlebih dahullu sebelum menentukan langkah yang kamu ambil. Begitulah bunyi ulasan yang sangat menohok idealis dan ego saya, karena memang memang benar adanya.
Dalam konteks menentukan pendidikan pascasarjana terkadang kita memulai dengan menentukan universitasnya dahulu, bukan menentukan apa yang kita cari atau yang kita butuhkan. Resikonya adalah salah memilih langkah.

Konsep sederhana yang direkomendasikan oleh Simon Sinek yaitu Golden Circle Why - How - What. 
Langkah pertama untuk memulai dalam pengambilan keputusan adalah WHY, Mengapa kita membutuhkan pendidikan pascasarjana dengan jurusan X di universitas Y Pertanyaan selanjutnya adalah HOW, Bagaimana cara kita menjawab pertanyaan pertama yang merupakan pertanyaan besar sebagai penentu pertanyaan selanjutnya. Kemudian yang terakhir adalah WHAT, Apa aspirasi karier untuk lima tahun kedepan, apakah harus dengan menempuh pendidikan pascasarjana untuk mencapainya.

Saya mulai menyusun pertanyaan yang menurut saya dapat membantu dalam menemukan jawaban lebih dari sekedar jawaban iseng atau untuk mengisi waktu luang dan sebagainya. 

1. Apa aspirasi karier dalam kurun 5 tahun kedepan, apakah harus ditempuh dengan pendidikan pascasarjana untuk mencapainya?
Pertanyaan ini merupakan pertanyaan kritis menurut saya, karena pertama, bisa jadi untuk mencapai aspirasi karier ternyata harus menempuh pendidikan pascasarjana. Misalnya untuk yang ingin berkarier sebagai seorang dosen sudah pasti dan diharuskan untuk menempuh pendidikan pascasarjana. Jika itu kenyataannya, tidak perlu repot-repot memikirkan universitas dan jurusan atau mempersiapkan recommendation letter. Kedua, pertanyaan ini sangat membantu untuk berpikir karier seperti apakah yang dibutuhkan dan apakah karier tersebut realistis. Alasan kedua tersebut terinspirasi dari seorang teman yang sempat berkeluh kesah perihal karier. Ia bercerita bahwa ia memilih jurusan X dikampus Y karena ingin bekerja sebagai A. Namun ternyata karier sebagai A tidak memungkinkan baginya karena dinilai tidak linnier, dan ia baru mengetahuinya setelah berkecimpung di dalamnya. Jika ia ingin meneruskan berkarir sebagai A, mau tidak mau ia harus memilih, menempuh pendidikan sarjana yang sama dengan pascasarjananya atau mengambil pascasarjana lagi yang sesuai dengan pendidikan sarjananya. Tentunya lebih baik jika hal tersebut dihindari.

2. Bila pendidikan pascasarjana merupakan langkah yang harus saya ambil, jurusan apakah yang sebaiknya saya pilih?
Jurusan di pascasarjana memang sangat spesifik, sebagai contoh jika ingin berkarier di farmasi, kita harus menentukan apakah jurusan farmakologi, farmasi klinik, bahan alam atau teknologi farmasi, jika ingin berkarier di bidang hukum, kita harus menentukan apakah akan berada pada jurusan hukum pidana, hukum perdata, hukum bisnis, hukum tata negara, hukum administrasi publik, hukum administrasi negara, hukum kesehatan, atau hukum ketenagakerjaan yang paling cocok untuk mendukung karier kita. Jawabannya akan sangat beragam dari satu orang denngan orang yang lain karena dalam bidang farmasi maupun hukum mereka pun perlu menentukan karier seperti apa yang diinginkan.

3. Universitas mana yang memiliki jurusan yang paling cocok dengan aspirasi karier kita?
Ini juga pertanyaan yang susah karena kita sering terjebak dengan reputasi universitas dan finansial. Banyak orang berbondong-bondong ingin kuliah di UGM, Undip, UNS dan lain sebagainya.

Bagi saya pribadi, pendidikan pascasarjana itu ibarat memilih satu persimpangan jalan dan menekuninya sampai ujung. Memang betul saat ini saya masih bisa bekerja di bidang di luar pendidikan pascasarjana saya, namun alangkah baiknya jika bidang yang kita pilih sejalan dengan karier kita kelak. Godaan memang besar namun ada baiknya kita tetap bijaksana dalam membuat keputusan penting untuk hidup kita, masa depan kita. So, sebelum lanjut S2 jangan lupa tanyakan 3 hal tersebut dalam diri Anda.

Friday, October 7, 2016

hitsuke.blogspot.com

Etika Seorang Wanita Bersahabat dengan Pria Beristri

Memasuki usia yang "cukup" , banyak diantara kita yang mungkin sudah tidak sendiri lagi. Sudah ada seorang Pria atau Wanita yang mendampingi kita. Namun apakah persahabatan harus terhenti ketika kita memutuskan untuk mengakhiri masa sendiri kita? Tentu saja jawabnya "Tidak".  Akan tetapi berbicara mengenai masalah persahabatan dengan lain jenis jika tidak menjaga etika dan batas-batas syariat sangat riksan berkembang menjadi "perselingkuhan". Secara naluri, setiap wanita yang sudah berumah tangga pasti akan merasakan kekecewaan dan bahkan tersakiti oleh sesuatu yang bernama perselingkuhan tersebut. Selingkuh bukan berarti suami memiliki pacar atau orang spesial diluar sepengetahuan istrinya, tetapi juga bersahabat dengan teman wanitanya tanpa ada batasan-batasan yang sesuai dengan syariatnya.

Menjalin persahabatan dengan lawan jenis memang bukanlah suatu perkara yang dilarang atau diharamkan, karena dalam pergaulan dan bersosialisasi pastinya ada interaksi antara laki-laki dan perempuan. Namun jika yang menjadi sahabat kita adalah pria yang sudah beristri, tentulah kita harus menjaga sikap dan beretika sesuai dengan aturannya.

Bagi para remaja yang masih sangat idealis dengan pemikirannya pasti akan melontarkan pertanyaan, 'bagaimana jika persahabatan itu sudah terjalin bertahun-tahun, bahkan kita sudah bersahabat sebelum dia mengenal istrinya?' Apapun alasannya, semuanya tetap akan berubah ketika sahabat pria mu itu telah mempunyai istri. Semua tidak lagi sama dan akan berbeda dari sebelumnya. 

Nah perlu pembaca Kompasiana ketahui, terutama bagi yang masih single dan masih sangat idealis yang mungkin belum tahu bagaimana perasaan seorang wanita ketika suaminya chatting-an yang menurutnya tidak penting-penting banget dan di waktu yang tidak tepat, bahwa sebenarnya tidak ada persahabatan intens lawan jenis setelah adanya sebuah pernikahan. Karena tidak pantas lagi jika kamu membutuhkan pertolongan sahabatmu setiap kali ada masalah atau sedang kesepian dengan sering menghubungi atau menelponnya, menemuinya, memintanya untuk datang membantumu. Yaah, walaupun sekedar online bareng atau telponan. Kalo ga penting-penting amat mendingan jangan deh, percayalah ada hati yang tersakiti dibelakang sikap atau chatting-anmu itu 

Dalam agama apapun pasti ada batasan-batasan  pergaulan antara laki-laki dan perempuan terutama bagi yang sudah berkeluarga demi menjaga keutuhan dan keharmonisan rumah tangga. Berikut adalah beberapa hal terkait etika yang sebaiknya dijaga ketika bersahabat dengan pria yang sudah beristri :

Berhubungan Intens di Ruang Chatting, meskipun secara fisik tidak berduaan dengan jarak yang dekat, tetapi berduaan di ruang chat baik BBM, WhatsApp, Messenger, Line dan lain sebagainya juga memiliki bahaya yang sama. Sama seperti halnya ngobrol berdua tanpa ada pihak ketiga. Sehingga hal ini sangat berbahaya, terlebih jika setiap kali chat, segera end chat agar tidak diketahui orang lain terutama pasangannya. Hal ini akan menimbulkan banyak kecurigaan dan negative thinking. Berbeda jika isi atau topik pembicaraan seputar pentingnya pekerjaan, ilmu, tugas, dan sebangsanya itu diperbolehkan . Tetapi jika hanya sekedar iseng, say hello, bersenda gurau, sekedar membalas PM (Personal Message) di sosmed atau saling balas-balasan komentar, yang pada akhirnya berujung pada kenyamanan dan ketergantungan haruslah dihindari. Jika suatu hari istrinya mengetahui hal itu, pasti akan sangat melukai hatinya dan menghilangkan kepercayaannya pada kita dan suaminya. Karena kita ataupun suaminya telah merusak kepercayaannya. Sehingga hal itu akan berdampak buruk kepada kita sendiri.

Tidak Sering Berduaan, di dalam ajaran Islam, berduaan dengan lawan jenis yang bukan mahramnya saja itu dilarang dan berdosa, apalagi berduaan dengan lawan jenis yang sudah berstatus suami orang. Jangan mentang-mentang kita telah bersahabat sejak kecil dan sudah terbiasa seperti kakak-adik, sudah sangat nyaman dalam urusan ngobrol, jalan berdua, kemana-mana berdua sampai terbiasa gelendotan, INGAT, ketika sahabat pria mu sudah menikah, berarti kita sebagai sahabatnya harus sadar diri dan wajib merubah segala sikap yang dapat menimbulkan fitnah dan dosa. Sadari bahwa istrinya sudah pasti merasa tidak nyaman dengan kedekatan kalian berdua, apalagi dalam Islam pun memang dilarang melakukan khalwat dengan yang bukan mahromnya. Dan tidak ada persahabatan antara laki-laki dan perempuan dengan kedekatan yang cukupintens kecuali di dalamnya terdapat benih-benih rasa.
Berbicara dan Berbusana Sopan,bagi sebagian orang mungkin hal wajar jika berbicara lembut, manja, dan berbusana seksi. Namun tidak bagi seorang Muslimah, atau seorang wanita yang berakhlak.  Jika berbicara atau ngobrol bersama laki-laki (sahabat atau suami orang) hendaknya jangan bernada yang dapat menimbulkan daya tarik terutama juga penampilan dan gaya busana. Hal ini perlu diperhatikan. Jangan sampai semua hal itu merusak pikiran laki-laki yang sedang bersama dengan kita. Tidak ada pengecualian kepada sahabat. Siapapun itu, jika dia termasuk makhluk yang bernama laki-laki, jaga sikap dan bicara kita. Karena sikap, busana dan cara berbicara kita mencerminkan "kelas kepribadian" kita, peperti pepatah jawa mengatakan "Ajining diri dumunung aneng lathi, ajining raga ana ing busana"

Jaga Jarak, menjaga jarak seperti mengurangi intensitas kedekatan bukan berarti harus dengan sikap bermusuhan.  Yang benar adalah mengurangi frekuensi pertemuan yang tidak terlalu penting, mengurangi komunikasi, senda gurau, jalan bareng dan jangan ada lagi pertemuan yang hanya berdua saja, juga tidak ada lagi kirim-kirim pesan baik secara sembunyi-sembunyi ataupun terang-terangan. Hal ini bukan berarti bermusuhan, melainkan menghentikan total bentuk-bentuk hubungan yang bersifat intim dan pribadi. Jika ada waktu yang tepat untuk bertemu, maka ajaklah istrinya untuk ikut bergabung. Tidak ada lagi kesempatan hanya untuk kita, meskipun bersama dengan teman-temanyang lainnya. Karena saat ini sudah ada penghalang antara kita dengan sahabat pria kita.
Foto Berdua, secara etika, foto berduaan antara wanita dan pria yang sudah beristri, apalagi dengan gaya yang sangat akrab tentu saja akan menyakiti perasaan istrinya. Hal yang cukup terlihat sepele namun ini tidak mustahil dapat meretakkan keharmonisan rumah tangga sahabat pria kita.

Hormati dan Hargai Istrinya Dengan Menjaga Sikap, komitmen dalam pernikahan itu bukanlah perkara main-main. Bila sahabat pria itu masih menghubungi kita, mengajak jalan atau sekadar makan bareng berdua, itu artinya kita harus mulai membatasi hubungan persahabatan dengannya. Bagaimana pun kita harus menghormati dan menjaga perasaan istrinya. Terlebih bila istrinya sudah mengetahui persahabatan kalian. Hindari berbuat hal yang bisa membuat istrinya curiga dan berprasangka buruk melihat keakraban kita dengan suaminya. Dan jika kita  masih single,  jika sering terllihat jalat berdua dengan sahabat pria kita akan menjauhkan kita dari jodoh yang baik.

Dekatilah IstrinyaKatanya sahabat pria itu lebih mengasyikkan, lebih asyik diajak ngobrol, lebih seru diajak hang out, lebih nyaman diajak curhat dan lain sebagainya. Namun ingatlah ketika ia telah beristri, itu tandanya kitajuga harus mendekati istrinya. Mendekati istrinya disini bukan dengan maksud "menusuk" dari belakang lho, karena banyak terjadi dengan alih-alih sahabat tetapi ternyata lima tahun kemudian akhirnya mengantikan posisi istrinya (naudzubillahminzalik). Mendekati istrinya yang disini yang dimaksudkan adalah Jika ada keperluan apapun kepada sahabat priamu, maka tanyakanlah terlebih dulu pada istrinya. Misalnya, saat kita ingin bertanya sesuatu, maka tanyakanlah terlebih dahulu pada istrinya, jika istrinya tidak tahu maka ia akan bertanya pada suaminya lalu menyampaikannya pada kita,

Sahabat pembaca kompasiana, berteman baik dengan laki-laki itu tidak dilarang, yang dilarang jika pertemanan atau persahabatan itu dapat merusak hubungan baik yang dibangun susah payah oleh sahabat bersama keluarganya. Memang terkadang persahabatan yang bukan muhrim bisa disalahartikan, padahal hanya sekedar teman biasa, namun karena seringnya berkomunikasi, banyak waktu dihabiskan bersama dan cukup perhatian justru membahayakan. Oleh karenanya, sebagai wanita kita harus bisa menjaga hati agar tidak ada orang yang tersakiti karena tingkah dan perilaku kita.
Nah itulah beberapa point penting tentang etika yang menjadi batasan interaksi wanita dengan pria yang sudah beristri. Meskipun saat ini kita berada di arus pergaulan bebas yang amat deras, semoga kita semua tetap senantiasa dapat menjaga silaturahmi dengan baik dan sesuai dengan syariat Islam. Semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua para pembaca. Amiin

Sunday, May 29, 2016

hitsuke.blogspot.com

Surat Cinta Untuk Masa Laluku

Untukmu dimanapun sekarang berada. Aku tak tahu kenapa kamu tiba-tiba hadir dibenakku. Dan seperti biasa, kehadiranmu selalu membuatku menangis. Taukah kamu, bahwa sesungguhnya kamu adalah halaman buku paling menarik seperti halaman buku Tere Liye, Dee Lestari atau Andrea Hirata yang selalu ingin aku kunjungi, ku baca, ku resapi lalu berulang-ulang berhasil mendoktrin pikiranku. 
 
Sejenak aku tercekat, seperti apakah posisiku dihatimu sekarang dan saat itu? Sebagai kekasih kah? Sebagai Adikkah? Sebagai Kakakkah atau sebagai RIP (Rest In Peace) 
 
Apapun itu, terima kasih telah bersedia hadir dalam hidupku, mengisi dan mewarnai hariku yang sempat kelabu. Meskipun ketika bersamamu tak bisa ku pungkiri hanya air mata yang akhirnya menghiasi. Kamu bahkan tak kan pernah tau betapa kamulah yang telah menghancurkan semua prinsip dan egoku.
 
Aku mungkin aku terlalu berlebihan dengan satu kisah yang pernah kita ukir. Sudah ku coba untuk mengikhlaskan dan melupakan mu. Dengan tingkat kesibukan yang telah aku jalani selama 4 tahun ini hampir berhasil menjauhkanmu tapi tidak berhasil melupakanmu Karena, berbagai pesona yang mencoba menarik perhatianku belum ada yang bisa menandingimu. 
 
Terkadang terlintas engkau tiba-tiba datang meskipun hujan badai di luar sana hanya untuk mengusap air mataku. Tapi aku tahu itu tak mungkin. Itu hanya terjadi dalam senetron romantis. This is Realita. 
 
Terima kasih telah menjauhiku, karena, dengan begitu, aku tau ada titik dimana kita pernah merasa dekat. Sangat dekat Walau itu. Dulu....... 
 
Jika kamu (mungkin) masih sempat, peduli atau bahkan sempat membaca postingan ini (Hey, dalam tahap ini, aku bukan sedang mengiba atau berusaha membuat hati mu gerimis. Bukan itu) Kenang aku sebagai seorang.... sebut saja sebagai masa lalu. Sebut saja sebagai wanita yang pernah kau ambil hati nya penuh-penuh, namun pada akhir nya, kau kembalikan lagi separuhnya saja. Hati ku masih belum kau kembalikan penuh-penuh. Dan separuh hati ini selalu berhasil memaksaku untuk menuliskan kata-kata bodoh ini untuk mu, separuh hati ini selalu berhasil membuat ku menitikkan sedikit saja air mata, jika kamu mulai berkelebatan lagi di pikiran ku.....Sedikit saja. 
 
Jika kini, di setiap bangun dan tidurmu aku yakin bukan lagi aku yang mampir di pikiranmu (mungkin dulu pun bukan aku) sangat tidak apa-apa. Tapi, Jangan pernah salahkan aku, Jika malam-malam dan lelapku, aku masih di hampiri mimpi yang sama. Mimpi tentang kisah kita berdua, bergulir, seperti nyata walau sebenarnya itu hanya berserakan di masa lalu yang kini susah payah aku ubah. Dan disana, aku selalu bertanya-tanya "Sampai kapan, hey Kamu?" 
 
Segala yang hilang, akan diganti dengan yang lebih baik.. Dan, Kamu sudah sampai pada titik itu. Tak apa jika kerabat, sahabat dan rekan mu menjadikan ku sebagai perbandingan. Bukankah sifat kita -manusia- adalah selalu membandingkan? Tak apa jika pada akhirnya bukan aku yang akan bergabung dalam silsilah dan foto keluargamu. Bukan kah itu bagian dari takdir? Dan skenario Tuhan yang selalu kita percayai hingga kini, adalah skenario yang terbaik? 
 
Lagi-lagi pertanyaan bodoh yang ingin aku lontarkan. Mengapa kita mesti bertemu jika pada akhirnya kita tidaklah satu? Orang-orang disana selalu menjawab : "karena, kita harus bertemu orang yang tidak tepat, sebelum akhirnya bertemu orang yang tepat" . Jadi, baiklah. Setidaknya bisa kusimpulkan aku bukanlah orang yang tepat. Aku adalah persinggahan sementaramumu. Aku adalah ujian. Aku adalah masa lalu. 
 
Ketika kamu dan dia sedang berbahagia merencanakan piknik keluarga, aku masih sibuk sendiri. Sibuk akan masa lalu yang belum selesai. Hey, aku tidak menyalahkanmu.. Ini bukan pilihanku tapi ini takdirku. Namun, aku berjanji tidak akan lama lagi. Karena, aku percaya.. Tuhan sudah menyediakan pula Jodoh ku. Jodoh. Bukan pengganti mu. Yang akan mendekapku lama-lama. Hingga aku lupa. Hingga aku amnesia. Luka itu apa? Dunia kita tak lagi sama, mimpi kita sudah berbeda. 
 
Sebagai apapun aku dihatimu, terima kasih sudah mau peduli. Bahagia untuk mu. Selalu. 
 
*Inspirated Song Ratusan Purnama - Melly Goeslow dan Marthino Lio Ost AADC 2
hitsuke.blogspot.com

Makna Lagu "Andaikan Kau Datang Kembali"

Setiap lagu pasti punya cerita bagi pencipta maupun pendengarnya. Terkadang setiap lagu menyimpan kenangan tersendiri bagi pendengarnya. Kenangan disini bukan saja berarti liriknya mewakili perasaan atau kisah hidup kita namun bisa jadi kenangan yang tersebut adalah suasana pada saat lagu itu diputar berulang-ulang pada era atau masa tertentu. Misalnya ketika kita mendengar lagu "Kita"  dari Sheila On 7, pasti ingatan kita langsung tertuju ke era tahun 2000-an ketika lagu tersebut booming

Sebuah lagu yang tetap enak di dengar dan tidak membosankan adalah lagu-lagu ciptaan tahun 1980-an dimana pada era 2000-an telah berlabel "tembang kenanngan". Lagu Andaikan Kau Datang Kembali-nya Koes Plus yang dinyanyikan oleh Yuni Shara pun termasuk lagu yang masih easy listeing. Namun kita pasti tidak pernah menyangkanya jika lagu tersebut bukan hanya lagu percintaan yang cengeng melainkan lagu hikmah yang penuh makna seperti yang dituturkan oleh  Yok Koeswoyo di pengajian Kyai Kanjeng Cak Nun. 

Terlalu indah dilupakan
Terlalu sedih dikenangkan
Setelah aku jauh berjalan
Dan kau ku tinggalkan


Dunia ini begitu indah. Semakin jauh berjalan di dunia ini, kita semakin meninggalkan sang kholik, sang penciptanya. KAU pada lirik itu berarti Allah SWT sang pemberi nafas.

Betapa hatiku bersedih
Mengenang kasih dan sayangmu
Setulus pesanmu kepadaku
Engkau kan menunggu


Saat disepertiga malam kita merenungi, betapa karunia cinta serta kasih sayang sang Kholik masih tercurahkan, bahkan saat kita berbuat hina, berbuat dosa, bermaksiat. Dengan Rahman dan Rohimnya Allah tetap memberikan kenikmatan dalam hidup kita.

Andaikan kau datang kemari
Jawaban apa yang kan ku beri


Jika Allah mencabut nyawa kita saat ini, dan mengutus malaikat didalam kubur menanyai iman dan amal sholeh kita di dunia. (Sebagian umat Islam mengamalkan membacakan talqin saat menguburkan jenazah. Membacakan tuntunan jawaban atas pertanyaan Malaikat yang akan menemui di alam kubur setelah para pelayat pulang)

Adakah cara yang kau temui
Untuk kita kembali lagi


Ruh di alam kubur akan menyesali perbuatan yang telah dilakukannya dahulu. Berandai-andai adakah jalan Allah atau cara Allah untuk mengulangi masa-masa lalu ? Untuk kita kembali lagi, untuk bisa merubah tingkah laku  yang buruk menjadi baik?

Bersinarlah bulan purnama
Seindah serta tulus cintanya


Bulan Purnama adalah simbol dari Rasul, simbol dari nabi, simbol dari para ulama, dan simbol dari segala sesuatu yang memantulkan cahaya cinta Allah. Penulis lagu itu mengharap kepada para ulama, kepada para pensyiar agama untuk tetap bersinar, untuk tetap memantulkan Nur dari Allah setulus-tulusnya, tanpa melihat apapun selain Allah.

Bersinarlah terus sampai nanti
Lagu ini...ku...akhiri


Tetap Istikhomah sampai menghadap Khusnul khotimah, in-syaa Allah.
Subhanallah........ Ternyata lagu ini memilik makna yang dalam sekali.  Semoga Allah swt menghadiahi akhir yang "khusnul khotimah" untuk kita semua. Aaamiiin Yaa Rabbal'Alamiiin.

Saturday, May 7, 2016

hitsuke.blogspot.com

Wanita Introvert Tidak Menyukai Sesuatu Yang Frontal

Berbicara mengenai Wanita, memang banyak sekali tipenya, tapi berdasar kepribadian hanya ada dua, introvert dan ekstrovert. Misterius, tertutup dan susah buat diajak hura-hura. Mungkin begitulah pandangan hampir kebanyakan orang ketika berhadapan dengan seorang introvert. Pria yang tak sengaja jatuh hati pada mereka jangan terlalu frontal dalam meng-eksplore keinginannya untuk mendekati wanita dengan tipe seperti ini karena akan membuat mereka menjauh dan illfeel

1.  Wanita introvert, tidak menyukai sesuatu yang Frontal. 
Wanita introvert lebih memilih mengenali calon pasangan dengan berteman lebih dahulu.  Jadi, lebih baik make it slow saja boys. Wanita introvert  kebanyakan tak pernah suka lelaki baru yang tiba-tiba datang dan mengutarakan maksudnya di depan. Mungkin cara itu berlaku bagi wanita ekstrovert, tapi wanita introvert  tak terbiasa blak-blakan dan sangat menghargai proses, dan pastikan semuanya berjalan serba pelan-pelan.  

Wanita introvert seringkali dikenal sebagai tipe yang sukar jatuh cinta, memang begitulah adanya. Walau ada sebagian yang mengaku mudah naksir atau menyukai lawan jenis, tapi jatuh cinta itu perihal berbeda. Tak ada batasan baginya perihal sampai kapan kalian menjalani tahapan ‘pertemanan’ dan kapan hubungan ini berlanjut ke jenjang yang lainnya. Ada yang hanya hitungan bulan, ada pula yang menahun. Bergantung kalian, secepat apa kalian membuatnya  merasa nyaman dan percaya.

Wanita introvert memang suka kalau diberi perhatian, apalagi secara penuh dan intensif, namun perhatian dan kepo berlebihan justru akan membuat risih. Alih-alih merasa diperhatikan, tapi malah membuat kami merasa diinterogasi. Misalnya nih di minggu-minggu pertama kamu whatsapp atau Line hanya dua kali sehari untuk menanyakan kabarnya. Di waktu selanjutnya intensitas berkirim pesan bisa ditambah, karena seorang introvert pada umumnya butuh waktu untuk membiasakan diri dengan kedatangan orang baru. Kamu juga yang harus membuat batasan terkait apa-apa saja yang boleh dan tidak untuk ditanyakan pada masa awal perkenalan.

2.  Kenali dari Hobi
Biar  introvert, tapi dijaman yang serba teknologi ini, mereka nggak gaptek kok. Saya mewakili satu dari sekian ratus Wanita introvert punya beberapa akun sosial media.  Jadi, kalau kamu beneran niat, jadilah stalker di media sosial kami para Wanita introvert. Dari situ bakal ketahuan kok apa yang kami sukai, Mulai dari musik, film favorit, sampai bacaan yang sering kami baca. Bisa kamu cari tahu dan sedikit menganalisis lewat postingan di akun medsos kami. Dengan cara ini setidaknya kamu punya bekal saat mau mengajak kami berkomunikasi?

3. Tunjukkan Keseriusan dan Pengorbanan
Tunjukkan kalau kalian serius tertarik, tapi jangan frontal alias blak-blakan. Misalnya lagi nih, baru sehari dua hari kenal eh langsung ngajak makan atau nonton berdua. Kan ngeri bro. Jangaaaan…. Ajak chat dulu, ketemu ya cuma jangan berdua. Kalau justru dia yang ajak temen atau keluarganya, kamu ya mau aja. Sebab, dengan mau berkenalan dengan kawan atau keluarga, kami bisa menganggapmu serius terhadap kami.

Jangan menyerah menghadapi Kami, karena disinilah level kesabaranmu akan diuji. Tunjukkan keseriusanmu dengan adanya konsistensi. Percayalah, lama-lama kami para wanita intovert akan sadar kok kalau kamu memang tak main-main dengan kami.  Satu hal lagi, wanita intovert juga akan luluh kalau kamu menunjukkan ‘pengorbanan’ tanpa adanya kesan menyombongkan tentunya. Dengan datang saat hari spesial kami misalnya, padahal ada jarak sekian ratus kilometer yang membentang. Atau rela mengantar kami karena menurutmu sudah terlampau malam untuk pulang sendirian. Sesekali sah-sah saja kok menawarkan bantuanmu untuk kami.

Proses lama itu relatif, bergantung kapan kami bisa percaya. Nah, percaya itu berasal dari kapan rasa nyaman sudah kami dapat. Ketika kami sudah berani bercerita apa saja kepadamu, dan setelahnya perasaan kami jadi lega, itu artinya kami percaya. Tenang, ketika kami bercerita, kamu nggak perlu kudu jadi mahluk solutif kok. Asal kamu bisa pegang rahasia, disitulah kami merasa aman dan terjaga. Tak hanya itu, kami juga akan melihat reaksimu ketika kami bercerita. Apa kamu saja yang menuntut kami terbuka, tapi tidak sebaliknya, atau bagaimana. Kalau kamu pun berangsur terbuka, berarti kan kita sama-sama percaya, dan itu artinya kami juga punya hati kepadamu. Kami siap untuk ke jenjang selanjutnya kok.

Sunday, January 17, 2016

hitsuke.blogspot.com

Perlukah Serikat Pekerja Dosen dan Tenaga Kependidikan?



Kehadiran UU Nomor 21 tahun 2000 tentang Serikat Pekerja menjadi awal revolusi kebangkitan pekerja di Indonesia. Mendengar kata serikat pekerja, mungkin yang ada dalam bayangan kita adalah butuh-buruh pabrik yang berdemo memperjuangkan hak-hak mereka, menuntut kenaikan upah minimum.
Serikat  Pekerja dimasa modern ini lebih sedikit menunjukkan posisi yang lebih elegan di mata hukum. Karena Serikat  Pekerja tidak hanya berbicara bagaimana buruh pabrik memperjuangkan hak-hak mereka akan tetapi Serikat  Pekerja semakin cerdas memperjuangkan hak-hak pekerja dengan ilmu, dialog dan media yang cerdas.  Kekuatan Serikat pekerja itu kuat dan sangat kuat bahkan di mata hukum. Pekerja yang sudah di dalam anggota akan bisa memperjuangkan hak-hak mereka sesuai dengan hukum Undang-Undang Ketenagakerjaan Nomor 13 Tahun 2003. 
Ketakutan yang terbesar dari sebuah perusahaan adalah ketika permainan mulus mereka mempekerjakan karyawan dengan seenaknya mereka tapi terbentur dengan UU ini. Mulai dari upah di bawah UMR, tidak memberikan jaminan kesehatan, memberikan lembur yang tidak layak bayar, bahkan ada beberapa perusahan yang mengharuskan mempekerjakan karyawannya bekerja melebih jam yang telah ditetapkan bedasarkan undang-undang yang berlaku dengan alih-alih loyalitas. Ketakutan ini berlanjut ketika semua harus diproses oleh pihak terkait ketika semua tidak sesuai aturan. Maka tidak heran kita sering mendengarkan banyak sebagian perusahaan pimpinannya menghalang-halangi pembentukan serikat pekerja.
Ini hanya sebagai contoh saja, sebenarnya tidak ada masalah antara saya dengan perguruan tinggi tempat saya bekerja. Saya bekerja kurang lebih 2,5 tahun di perguruan tinggi tersebut. Suatu periode yang tergolong cukup ‘nyaman’ dan menunjukkan keadaan yang baik-baik saja dengan manajemen Yayasan perguruan tinggi tersebut.
Sebenarnya ketika masa kerja saya tepat satu tahun, sudah tercium bau-bau tidak sedap dari manajemen Yayasan dalam hal bagaimana mereka mengelola perguruan tinggi ini. Karena ini Yayasan maka otonomi mereka sangat tidak terbatas. Namun ternyata mereka terlalu jauh mendefiniskan otonomi ini sehingga masalah ketenagakerjaan juga mereka anggap adalah urusan pihak Yayasan. Tapi begitulah kenyataan di lapangan ketika menghadapi Yayasan yang egois dengan sebuah kepemilikannya sendiri sehingga seolah-olah mereka mempunyai kekuasaan tidak terbatas. 
Memang dari dulu saya masih belum begitu yakin ketika sebuah Yayasan bergerak dalam dunia pendidikan. Mana ada sekarang Yayasan yang benar-benar pure sosial membantu mencerdaskan anak bangsa. Kalau sudah mempertimbangkan profit untuk sebuah pendidikan maka sudah bisa dibayangkan sendiri, apa yang terjadi. Pendidikan tidak lagi berbicara bagaimana menciptakan generasi penerus bangsa akan tetapi bagaimana menciptakan kuantitas jumlah peserta didik untuk profit semata. 
Beginilah salah satu wajah pendidikan Indonesia. Rugi  rasanya kita berkoar-koar selama ini memperjuangkan pendidikan  agar lebih bagus lagi ketika di lapangan masih saja kita tidak bisa berbuat apa-apa ketika keanehan terjadi. Perguruan tinggi sudah menjadi lahan untuk mencari laba sebanyak-banyaknya bagi sebagian pemilik Yayasan. Sebanyak mungkin mereka menerima mahasiswa. Tapi apakah mereka memikirkan kualitas dosennya. Dan apakah dosen dan tenaga kependidikan yang dipekerjakan juga benar-benar sudah sejahtera? Jangan-jangan masih dibawah UMK semua. Jangan-jangan ekpolitasi modern sudah mulai ada yaitu mengeksploitasi keilmuan dosen-dosen yang sudah menghabiskan ratusan juta sekolah tapi hanya dibayar sebungkus nasi kotak. 
Berbicara upah untuk seorang dosen saya sendiri akan sedikit tutup telinga, anggap saja tidak tahu dan mau tahu. Mempermasalahkan upah dosen Yayasan  maka itu akan berujung dengan kekecewaan dan rasa sakit hati. Begitu pula dengan tenaga kependidikan yang notabene memengang peranan penting dalam keberlangsungan operasional perguruan tinggi tersebut.  
Apakah dosen dan tenaga kependidikan yang bekerja pernah memegang uang segepok seperti dosen dan tenaga kependidikan perguruan tinggi negeri dapatkan  setiap bulan? Beban kerja sama bahkan lebih banyak tapi kenapa isi kantong berbeda? Hak seseorang terbedakan akibat nasib yang tidak mendukungnya. 
Yayasan sekarang sudah keras hati. Hampir semua Yayasan yang bergerak di bidang pendidikan tidak pernah ikhlas memberikan upah kepada dosen dan tenaga kependidikan yang telah berhasil menaikkan pamor universitas mereka. Pamor universitas didapatkan secara otentik oleh akreditasi dari BAN-PT. Mereka lebih senang menghabiskan pikiran mereka memikirkan berapa banyak omset Yayasan mereka dari mahasiswa yang masuk.
Apa yang terjadi apabila dosen yang mengajar di tempat mereka mogok semua? Apa yang terjadi apabila tenaga kependidikan tidak melaksanakan pekerjaannya secara maksimal karena saling cemburu? Apakah Yayasan tersebut akan senyam senyum duduk santai sambil mengipas hasil uang spp mahasiswa? Siapapun akan mengatakan TIDAK. Tapi, mengapa sering sekali kita dengar cerita-cerita miris ketika dosen maupun tenaga kependidikan hanya dibayar hanya cukup untuk membeli pulsa dan bensin setiap bulannya. Apakah salah ketika dosen sebagaitenaga pendidik dan kependidikan berkolaborasi membentuk serikat pekerja untuk memperjuangkan hak-hak normatif mereka?
Disinilah bentuk ketakutan Yayasan ketika serikat pekerja mempunyai kekuatan yang sama seperti mereka. Tapi jangan senang dulu, ketika dosen dan tenaga kependidikan cukup berani membentuk Serikat pekerja, yang harus kita persiapkan sebagai dosen dan tenaga kependidikan hanya 2 hal kemungkinan; di pecat atau di naikkan jabatan.  Sepertinya dan sudah pasti kemungkinan kedualah yang bakal terjadi, karena Yayasan takut. Yayasan tidak suka dengan orang yang sok hebat menjadi pahlawan di siang bolong hanya untuk mengganggu aktifitas mereka meraup uang dari mahasiswa dari jalan-jalan yang tidak benar. Yayasan tidak mau tahu apakah dosen dan staff  sejahtera atau tidak. Yayasan tidak ambil pusing ketika  karyawannya harus bekerja lembur yang tidak dibayar. Kata mereka simpel saja “kalau tidak mau kerja lagi, keluar saja”.
Serikat pekerja bukan pemberontak tapi sebagai mitra penguasaha dalam menjalankan usahanya. Kenapa sepertinya pengusaha sangat benci dengan kehadiran serikat pekerja di tempat mereka? Secara logika kita akan menyimpulkan adalah pengusaha yang salah akan sangat alergi menerima kehadiran serikat pekerja. Betapa tidak, serikat pekerja bisa menuntut hak-hak normatif mereka jika tidak sesuai dengan undang-undang. Kejadian ini yang tidak mau dialami oleh pihak Yayasan.
Perlu tidak dosen atau tenaga kependidikan membentuk Serikat Pekerja? Pertanyaan ini mungkin akan sedikit terkhususkan untuk dosen atau staff tenaga kependidikan Yayasan yang tidak mempunyai penghasilan sampingan setiap bulan.
Perguruan tinggi mempunyai pengembangan konsep Tridharma Perguruan Tinggi yang khusus pada bidang pengembangan pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Bagaimana bisa dosen mengajar dengan maksimal ketika disaat yang sama dia harus memikirkan keluarganya mau makan apa besok hari? 
          Tapi  saya bisa apa untuk merubah itu semua. Saya seorang staff biasa yang hanya bisa diam saja melihat Yayasan meraup untung kebanjiran mahasiswa, sedangkan dosen dan tenaga kependidikan perlu bekerja extra untuk tetap mempertahankan reputasi Perguruan Tinggi. Saya selama ini diam saja karena secara tidak langsung telah menjadi bagian orang-orang yang melihat kedhaliman, penindasan hak.  Kapan saya akan mengakhiri keadaan sebagai penonton? Biar waktu menjelaskan semuanya.